Berita Baubau

Sosok Andhy Loppes Sutradara Asal Baubau Sulawesi Tenggara, Karya Film, Menang Anugerah KFI 2025

Mengenal sosok Andhy Loppes Eba, sutradara asal Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), pemenang nominasi penganugerahan Kompetisi Film Islami

Istimewa
ANDHY LOPPES - Mengenal sosok Andhy Loppes Eba, sutradara asal Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pemenang nominasi penganugerahan Kompetisi Film Islami (KFI) tingkat nasional 2025. Andhy Loppes Eba memiliki nama asli Kadir, telah memproduksi sejumlah film hingga memenangkan penganugerahan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Mengenal sosok Andhy Loppes Eba, sutradara asal Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pemenang nominasi penganugerahan Kompetisi Film Islami (KFI) tingkat nasional.

Andhy Loppes Eba memiliki nama asli Kadir.

Sehari-hari bekerja sebagai jurnalis di salah satu stasiun Televisi (TV) Indonesia.

Andhy juga sempat menjadi presenter TV lokal Kota Baubau.

Sehingga sosoknya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat yang tumbuh besar di kota Seribu Benteng itu.

Karir perfilman dimulai 2010. Ia banyak terlibat pada produksi film dokumenter, mengingat profesinya sebagai seorang jurnalis.

Saat diwawancarai, Andhy Loppes Eba mengungkapkan film pertama yang dibuat bersama tim saat mengikuti lomba festival film di Wakatobi tahun 2013.

Baca juga: Sutradara Baubau Sabet 2 Penghargaan Terbaik Kompetisi Film Islam 2025 Nasional, Daftar Pemenang

“Tapi kategorinya dokumenter, saya saat itu banyak terlibat sama rekan-rekan yang dalam film dokumenter serta aktif menonton karya-karya tersebut, lalu akhirnya berpikir sepertinya saya harus coba deh,” ungkapnya, Jumat (14/11/2025).

Kata dia, film pertama yang diproduksinya berjudul Sampela Punya Cerita (2013).

Saat itu ia menjadi kameramen dan pertama kali melakukan pengeditan untuk produksi film.

“Alhamdulillah di festival film Wakatobi saya mendapatkan juara 3, dari sinilah cikal bakal awal saya tertarik membuat film dari sana,” ujar pria kelahiran Baubau, 22 Desember 1985.

Sementara produksi film fiksi, Andhy mengaku baru melakukannya di tahun 2022 dengan film berjudul KDRT.

Tidak sampai di sana, dengan pengalaman itu ia juga pernah terlibat dalam produksi film Barakati (2016) yang disutradarai oleh Monty Tiwa. 

Saat ini, Andhy Loppes juga sudah memiliki Production House (PH) yakni Seribu Benteng Production.

Baca juga: Jadwal Festival Film Benteng Wolio Putar Puluhan Film Lokal dan Nasional di Benteng Keraton Baubau

“Saya mulai debut dengan film pendek fiksi ada KDRT (2022), Kawin Lari (2022), Stunting (2022) hingga bullying (2023) serta beberapa film lainnya,” bebernya.

Tidak hanya melakukan produksi, pihaknya juga mengikutsertakan film untuk kurasi dari program pemerintah.

Film terbaru 2024 lalu, yakni program Indonesiana TV untuk layar anak, pihaknya mendapatkan kesempatan memproduksi film Dokumenter Pindokoa.

“Kemudian ikut dalam kurasi Provinsi Sulawesi Tenggara kita menghasilkan Kabhanti Bula Malindo,” jelasnya.

Sementara 2 film yang menerima penghargaan penganugerahan KFI 2025 tingkat nasional ialah produksi yang diikutsertakan dalam lomba dari Kementerian Agama.

Di antaranya Pekandeana Ana Maelu, merupakan film dokumenter yang berhasil juara 1 dalam kategori dokumenter untuk Sulawesi Tenggara tahun 2023.

Kemudian film Cahaya Untuk Nur, juga mendapatkan juara pertama tingkat Sulawesi Tenggara tahun 2024.

Baca juga: Mengenal Santiago Tradisi Ziarah Makam Sultan di Kesultanan Buton Baubau Sulawesi Tenggara

Kedua film itu masuk dalam tujuh nominasi dari 83 film dari seluruh Indonesia yang merupakan pemenang dari tingkat provinsi.

Selain itu, ada film Kabhanti Bula Malino (2024) masuk dalam daftar putar di Jaff Festival 2025 di Yogyakarta, 5 Desember 2025 mendatang.

Jaff festival adalah festival film tahunan terkemuka di Indonesia yang berfokus pada sinema Asia, digelar di Yogyakarta dan bekerja sama dengan Network for the Promotion of Asia Pacific Cinema (NETPAC).

Pria yang hampir genap berusia 40 tahun itu juga terlibat dalam produksi film Komang (2025) karya sutradara Naya Anindita berdasarkan lagu berjudul sama karya Raim Laode.

Serta film Jodoh Tiga Bujang (2025) disutradarai oleh Arfan Sabran dan diproduksi oleh Starvision dan Rhaya Flicks.

“Saya berharap tidak hanya Andhy Loppes saja, setelah saya masih ada bibit-bibit muda (sutradara film), supaya bisa memperkaya dunia perfilman di Baubau,” tutupnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved