Berita Konawe

Momen Kak Seto Bertemu Anak-anak di Konawe, Beri Pesan ke Orangtua dan Guru Mendidik dengan Cinta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KUNJUNGAN KAK SETO - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Prof Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengunjungi SDN 1 Tuoy Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (8/5/2025). Kak Seto didampingi Ketua DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Sultra Yusniar Asrina Afdhal, dan Bupati Konawe Yusran Akbar disambut hangat murid Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). (Dokumentasi TribunnewsSultra.com)

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Prof Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto mengunjungi SDN 1 Tuoy Kecamatan Unaaha Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (8/5/2025).

Kak Seto didampingi Ketua DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Sultra Yusniar Asrina Afdhal, dan Bupati Konawe Yusran Akbar disambut hangat murid Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).

Berlatar belakang sebagai anak yang hidup di jalanan, hingga menjadi pendidik dan tokoh sahabat anak Indonesia, Kak Seto membagikan pengalaman hidup dalam menekuni dunia anak-anak selama 55 tahun. 

“Aku 55 tahun mengabdi di dunia anak-anak, tepatnya tanggal 4 April 1970 saya didaulat menjadi Asisten Pak Kasur, pendidik anak-anak dan diangkat menjadi guru PAUD dan guru TK beliau,” ceritanya. 

“Bahkan saya ingat pesan beliau tanggal 23 September 1970, beliau mengatakan kalau saya mati, tolong adik yang melanjutkan perjuangan saya mendidik dan melindungi anak-anak Indonesia,” lanjut Kak Seto.

Baca juga: Menteri Desa Yandri Ajak Anak-anak Berhitung hingga Ikut Tarian Lulo saat Kunjungan di Konawe Utara

"Saya langsung menjawab inshaAllah siap pak, dan alhamdulillah sampai sekarang saya tetap menjadi tukang momong anak-anak dan menjadi sahabat anak,” jelasnya.

Sehingga pada tahun 2018, telah mendirikan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), mendorong lahirnya Undang-Undang Perlindungan Anak, KPAI, dan mendorong lahirnya Kementerian Perlindungan Anak yang saat itu sepakat melancarkan Gernasasana yaitu Gerakan Nasional Saya Sahabat Anak.

"Saya jujur saja, saya mantan anak jalanan, saya sekolah waktu itu sambil jualan koran, jualan mainan dan boleh datang terlambat sampai korannya habis, dan boleh masuk kelas setelah istirahat karena menghabiskan sisa-sisa makanan dari teman-teman, supaya saya bisa makan,” ceritanya.

“Tapi alhamdulillah saya tetap semangat belajar, Intinya adalah bersyukur dan tetap bergembira," kata Kak Seto.

Ia pun menyampaikan pesan bagi orangtua, dan pendidik untuk mendidik anak tidak dengan cara kekerasan tetapi dengan kekuatan cinta.

Baca juga: Serunya Anak-anak Ikut Lomba Permainan Tradisional Kaodaoda di Gebyar Wisata Waburi Buton Selatan

“Mendidik bukan membidik, mengajar bukan menghajar, kita betul-betul menjadi sahabat anak. Mendidik anak jangan kasar, stop kekerasan terhadap anak sekarang juga,” tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)