TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE UTARA - Warga Kelurahan Andowia, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara menanam padi dengan metode tanam pindah, Kamis (20/2/2025).
Kegiatan ini didukung oleh Penyuluh Pertanian dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 1430 Konut, yang turut memberikan pendampingan dan membantu para petani.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Andowia, Marwah menjelaskan penanaman padi kali ini menggunakan metode tanam pindah.
Sebelumnya, pihaknya juga telah mendampingi penanaman padi dengan menggunakan bantuan blower.
Namun, metode tanam pindah menjadi pilihan utama karena diyakini menghasilkan produksi padi yang lebih baik.
"Hari ini kita melakukan penanaman padi sawah di Kelurahan Andowia menggunakan metode tanam pindah dari persemaian ke persawahan," ujar Marwah.
Lebih lanjut, Marwah menjelaskan mengenai tata cara menanam padi dengan metode tanam pindah.
Baca juga: 70 Hektar Lahan Sawah di Desa Waworate Konawe Utara Siap Dikelola, Ditanami Bibit Padi Mekongga
Metode tanam pindah merupakan teknik di mana bibit padi yang telah disemai terlebih dahulu di persemaian, kemudian dipindahkan ke lahan utama.
Proses ini diawali dengan merendam benih padi selama dua malam untuk mempercepat perkecambahan.
Setelah itu, benih dikeringanginkan selama dua malam sebelum disemai di persemaian.
Bibit yang sudah berusia sekitar 18 hari kemudian dipindahkan ke lahan sawah.
Menurut Marwah, meskipun metode tanam pindah memerlukan waktu dan tenaga kerja yang lebih banyak dibandingkan metode blower, hasil panen yang dihasilkan cenderung lebih baik.
"Kalau ditanam pindah itu produksinya lebih bagus daripada menggunakan blower," jelasnya.
Sementara itu, metode blower lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja karena benih disebar langsung ke lahan tanpa melalui tahap persemaian.
Baca juga: Strategi Sulawesi Tenggara Kejar Target 213.966 Hektar Tanam Padi di 2025 dari Kementerian Pertanian
Namun, metode ini dianggap memiliki hasil produksi yang tidak sebaik metode tanam pindah.
Di Kelurahan Andowia, petani melaksanakan dua kali musim tanam dalam setahun, mengikuti pola cuaca setempat.
Musim tanam pertama berlangsung dari Januari hingga April, sedangkan musim tanam kedua diperkirakan dimulai pada Oktober hingga Desember.
Penanaman padi hanya dilakukan di musim hujan karena wilayah ini belum memiliki sistem irigasi yang memadai.
Salah satu anggota Kelompok Tani Meohai Kelurahan Andowia, Handai mengungkapkan dukungan dari Penyuluh Pertanian dan Babinsa sangat membantu petani dalam pada penanaman padi ini.
"Iya, sangat membantu," ujarnya.
Sementara itu, beberapa permasalahan yang seringkali dialami petani padi di wilayah tersebut adalah keberadaan hama berupa ulat daun.
Baca juga: Mentan Amran Naik Mesin Pemanen Ikut Panen Padi di Konawe, Anggarkan Rp12 Triliun Perbaikan Irigasi
Untuk mencegah hal tersebut, petani melakukan upaya pencegahan hama dengan menyemprotkan herbisida.
Saat ini, wilayah Kecamatan Andowia ditargetkan ditanami padi seluas 133 hektar.
Jumlah ini terbagi dalam dua wilayah penanaman, yaitu Desa Waworate seluas 70 hektar dan Kelurahan Andowia seluas 63 hektar. (*)
(TribunnewsSultra.com/Nursaida)