TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang oknum guru SD di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memberikan klarifikasi usai dilaporkan ke polisi dugaan pelecehan murid.
Sebelumnya, pengacara korban, Nasruddin telah melaporkan kasus tersebut di Polresta kendari, Sabtu (11/1/2025).
Dugaan pelecehan oknum guru inisial M (53), ternyata tak hanya terjadi ke 1 murid, mencuat laporan lainnya. Setidaknya ada 4 aduan
Setelah laporan ke polisi dari pihak korban, terduga pelaku M membuat pengakuan terkait tuduhan pelecehan ke muridnya.
Baca juga: Update Dugaan Guru SD Lecehkan Murid di Kendari Masih Diselidiki Polisi, Gurunya Melapor Balik
M menuturkan tuduhan pelecehan ini fitnah. Ia mengungkapkan sebagai seorang guru, ia selalu menganggap siswa-siswanya seperti anak kandungnya.
"Yang pertama saya mau sampaikan ke teman-teman media, guna mengembalikan nama baik saya, apa yang dituduhkan jauh dari sebenarnya."
"Itu fitnah besar bagi saya, jujur itu fitnah,” katanya kepada TribunnewsSultra.com, Minggu (12/1/2025).
Ia membeberkan tak memiliki niat untuk melakukan aksi pelecehan, seperti tuduhan saat ini.
“Saya tidak pernah ada niat untuk mencelakakan siswa, kurang lebih 10 tahun saya mengajar.
"Saya telah mengajar selama 7 tahun, tidak pernah buruk (pelecehan) kepada siswa saya," jelasnya.
Dirinya menjelaskan bahwa kejadian yang dituduhkan sengaja dibuat-buat.
"Kejadian dituduhkan saya rasa hal tidak wajar. Bagi saya hal ini dibuat-buat, karena saya memang dekat dengan anak-anak."
"Saya ini pembina olahraga di sekolah, banyak bergaul dengan siswa-siswa," katanya.
Sementara, dirinya juga menceritakan kronologi kejadian tersebut. Pada hari Selasa, ia menerima informasi dari orang tua siswi yang tidak masuk sekolah karena sakit.
Namun, pada hari Rabu, murid perempuan ini masuk sekolah.
Baca juga: Korban Dugaan Pelecehan Oknum Guru SD di Kendari Sulawesi Tenggara Tak Hanya 1 Orang, Ada 4 Aduan
"Pada saat Rabu pagi anak itu sudah datang, saya tanya katanya kamu sakit, ibumu WA kamu sakit, kenapa kamu tiba, baru dia bilang (Siswa) pak guru saya sudah sehat, dia dorong tangganya di meja saya pegang oh kamu masih sakit ini," jelasnya.
"Pas saya bilang seperti itu bunyi bel apel, saya bilang anak-anak keluarmi apel, kau (siswa diduga korban) jangan keluar apel duduk di depan pintu saja."
"Saya pegang jidatnya, maksudnya supaya saya tahu bahwa anak ini sakit," katanya.