Dengan motif yang baru, Sekjen Kemenag Ali Ramdhani berharap seragam batik ini bisa membuat jemaah haji Indonesia mudah dikenali termasuk jemaah dari berbagai negara di dunia.
Sebab seragam batik haji ini mencerminkan identitas Indonesia.
Seragam batik ini juga akan diproduksi dengan metode cap, melibatkan banyak UMKM yang berada diberbagai daerah di Indonesia.
"Diperkirakan per jemaah membutuhkan 3 meter kain untuk satu batik, jadi sekitar 700 KM banyaknya jika dibentangkan. Dan kita melibatkan banyak UMKM untuk membuatnya," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief di acara yang sama.
Untuk diketahui, pakaian batik digunakan jemaah haji sebagai seragam sekaligus identitas bangsa pertama kali pada musim haji 1432 Hijriah/2011.
Di mana motif batik seragam jemaah haji sebelumnya diambil dari ornamen-ornamen pulau-pulau besar yang ada di Indonesia, seperti bunga Raflesia dari Pulau Sumatra, Perisai dari Pulau Kalimantan, Lereng atau Parang dari Pulau Jawa, dan tanaman rambat dari Indonesia bagian Timur.
Baca juga: 2.114 Jemaah Haji Sulawesi Tenggara Diberangkatkan ke Embarkasi Makassar Mulai 30 Mei 2024
Dengan warna dasar batik yakni hijau sebagai lambang dari Jamrud Khatulistiwa yang telah menyatukan pulau-pulau di Indonesia menjadi satu kesatuan.
Warna hijau juga menjadi warna utama agama Islam yang dipakai di seluruh dunia.
Penambahan kombinasi Warna ungu yang merupakan perlambang warna untuk masing-masing ornamen dari pulau-pulau besar di Indonesia.
(Tribunnews.com/Kemenag/TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)