Opini

OPINI: Internalisasi Kemandirian Siswa Dalam Belajar: Menakar Peran Guru Tumbuhkan Kemandirian Siswa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendidik di SMKN PP 5 Konawe, Ikhwal, STP.,M.Sc.

Oleh: Ikhwal, STP.,M.Sc

Pendidik di SMKN PP 5 Konawe

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh semua orang adalah sikap mandiri.

Kemandirian adalah ketika sesuatu atau situasi dapat bertahan sendiri tanpa bergantung pada orang lain.

Dengan perspektif ini, seseorang merasa percaya diri dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat.

Sikap mandiri sangat penting bagi siswa dalam proses pembelajaran dan pengembangan diri mereka.

Kemandirian bagi siswa merupakan kemampuan dan kesediaan siswa untuk mengambil inisiatif dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, tanpa memerlukan bantuan atau pengawasan yang signifikan dari orang lain.

Ini mencakup kemampuan untuk mencari dan menganalisis informasi, memecahkan masalah, dan mencapai tujuan tanpa bantuan atau pengawasan yang signifikan dari orang lain.

Kemandirian juga mencakup kemampuan untuk mengambil tindakan berdasarkan analisis tersebut, serta kemampuan untuk mengelola waktu dan sumber daya dengan efisien.

Baca juga: OPINI : Gejolak Harga Pangan, Kali Ini Berbeda

Sikap mandiri dan kemandirian adalah aspek penting dari pengembangan diri siswa, yang tidak hanya mendukung pembelajaran dan pencapaian akademik, tetapi juga membantu mereka dalam pengembangan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif yang penting dalam kehidupan.

Mengapa kemandirian merupakan sikap yang harus dimiliki siswa?

Ada berbagai alasan seperti sikap mandiri membantu siswa mengembangkan keterampilan penting seperti kemampuan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan pengelolaan waktu.

Hal ini merupakan soft skill yang berguna bagi siswa nantinya ketika berada pada situasi yang sulit.

Sikap mandiri bagi siswa dapat mengajarkan siswa pentingnya menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dengan patuhi pada aturan dan kebijakan yang ada.

Selain itu, sikap mandiri juga akan mendorong siswa untuk meningkatkan kesadaran diri mereka, yang penting dalam membangun kepercayaan diri dan menghadapi tantangan.

Bangsa kita pernah melalui masa di mana pembelajaran mandiri semua jenjang pendidikan diberlakukan saat wabah Covid-19 tahun 2020.

Baca juga: OPINI: Tantangan Implementasi Delapan Agenda Strategis Pj Gubernur Sulawesi Tenggara

Kebijakan pemerintah mengharuskan sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran mandiri dengan sistem daring (dalam jaringan) tanpa tatap muka langsung dengan guru di kelas.

Namun, kemandirian belajar yang dimaksud di sini adalah sikap mengambil inisiatif dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, tanpa memerlukan bantuan atau pengawasan yang signifikan dari orang lain, yang terinternalisasi dalam diri setiap siswa.

Internalisasi sikap mandiri merupakan tanggung jawab guru di sekolah, sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk mendukung internalisasi tersebut.

Kita perlu belajar dari negara Finlandia yang dikenal dengan sistem pendidikan yang unik dan efektif, di mana kemandirian dan pengembangan diri siswa dianggap sebagai komponen kunci dalam proses pembelajaran.

Sistem pendidikan di Finlandia dirancang untuk mendukung pengembangan kemandirian dan keterampilan siswa sejak usia dini.

Finlandia menerapkan pendekatan pendidikan inklusif, di mana semua siswa, termasuk yang memiliki kebutuhan khusus, diberikan akses yang sama ke pendidikan berkualitas.

Hal ini memastikan bahwa semua siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemandirian mereka.

Baca juga: OPINI RUU Kesehatan: Pendekatan Holistik untuk Kesejahteraan Masyarakat

Selain itu, di Finlandia pendidikan karakter dianggap sebagai bagian integral dari pendidikan, dengan fokus pada pengembangan sikap, keterampilan sosial, dan emosional siswa.

Ini membantu siswa dalam mengembangkan kemandirian mereka.

Sistem pendidikan di Finlandia dirancang untuk mencakup pendidikan fisik, kimia, matematika, dan bahasa sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan.

Ini memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman belajar yang holistik, yang mendukung pengembangan kemandirian.

Sistem pendidikan di Finlandia telah menghasilkan hasil yang signifikan, termasuk siswa yang memiliki kemampuan untuk belajar mandiri, mengatasi tantangan, dan berkontribusi secara positif terhadap masyarakat.

Ini menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemandirian sejak dini dapat menghasilkan dampak positif yang kelar dalam pengembangan individu dan masyarakat.

Di Indonesia sendiri masih ada gap yang muncul untuk menumbuhkan sikap mandiri ini seperti keterbatasan akses terhadap teknologi dan media yang diperlukan untuk pembelajaran mandiri.

Baca juga: OPINI: Hari Buruh 2023, Momentum Untuk Buruh, Pengusaha dan Pemerintah

Terutama di daerah-daerah terpencil atau negara-negara dengan infrastruktur digital yang kurang berkembang, kurikulum yang kurang fokus pada pengembangan kemampuan mandiri siswa.

Serta metode pengajaran yang masih terlalu terkait dengan penghormatan dan pengajaran berorientasi guru, keterbatasan dalam pendekatan pendidikan berbasis kompetensi yang mempromosikan kemampuan siswa untuk belajar mandiri dan mengatasi tantangan.

Dari sisi kesadaran sosial dan budaya adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya kemandirian dalam konteks sosial dan budaya, yang dapat mempengaruhi cara siswa melihat dan mengembangkan sikap mandiri mereka.

Untuk mengatasi gap ini, penting untuk memperhatikan peningkatan akses terhadap teknologi dan media, penyesuaian kurikulum dan metode pengajaran untuk mendukung pengembangan kemandirian, serta peningkatan pendidikan inklusif dan kompetensi.

Selain itu, dukungan dari orangtua dan komunitas serta pemahaman tentang pentingnya kemandirian dalam konteks sosial dan budaya.

Program internalisasi kemandirian dalam belajar adalah upaya yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk belajar dan mengambil inisiatif secara mandiri, tanpa harus selalu bergantung pada bantuan atau pengawasan orang lain.

Guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan kemandirian siswa melalui berbagai cara.

Baca juga: OPINI: Ramadhan Membentuk Manusia Sadar Khairul Bariyyah

Berikut ini adalah beberapa hal yang guru perlu lakukan:

1. Membangun Keterampilan Mandiri

Guru harus mengajarkan siswa tentang pentingnya belajar mandiri dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapainya, seperti kemampuan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan pengelolaan waktu.

2. Mendorong Penggunaan Teknologi

Mengajarkan siswa untuk menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar mereka sendiri, seperti pencarian informasi online, aplikasi belajar, dan platform kolaborasi.

Ini membantu siswa untuk menjadi lebih mandiri dalam pencarian pengetahuan.

3. Pemberian Tugas Mandiri

Memberikan tugas yang memerlukan siswa untuk bekerja secara mandiri, memungkinkan mereka untuk mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Tugas ini harus dirancang dengan cara yang mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan mandiri mereka.

4. Mengajarkan Keterampilan Pembelajaran

Mengajarkan siswa tentang keterampilan pembelajaran yang efektif, seperti membuat catatan belajar, mengorganisasi materi belajar, dan menggunakan metode belajar yang efektif.

Keterampilan ini penting untuk mendukung siswa dalam belajar mandiri.

5. Membangun Kepercayaan Diri

Membantu siswa membangun kepercayaan diri mereka dalam kemampuan belajar dan pengambilan keputusan mereka sendiri.

Hal ini dapat dilakukan melalui pengakuan kinerja siswa, memberikan umpan balik konstruktif, dan mendorong siswa untuk mencoba kegiatan baru.

6. Menyediakan Dukungan dan Motivasi

Meskipun mendorong siswa untuk belajar mandiri, guru juga perlu menyediakan dukungan dan motivasi yang diperlukan untuk membantu siswa melalui proses ini.

Ini bisa melibatkan pembimbingan, konseling, dan memberikan sumber daya tambahan untuk membantu siswa mengatasi tantangan.

7. Membuat Lingkungan Belajar yang Mendukung

Membuat lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran mandiri, seperti ruang yang nyaman untuk belajar, akses ke sumber daya belajar, dan kebebasan untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, guru tidak hanya mendidik siswa dalam mata pelajaran tertentu, tetapi juga membantu mereka dalam pengembangan kemandirian yang akan mendukung mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari dan di masa depan.

Dengan begitu guru mempunyai peran sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang berjuang di garis depan mewujudkan generasi emas bangsa Indonesia. (*)

(TribunnewsSultra.com)