Kemudian, untuk tes substansi akademik sebaiknya materinya dipelajari dari jauh-jauh hari.
Perbanyak cari materi di google dan pelajari cara pengerjaannya di YouTube atau bisa juga mengikuti bimbingan belajar.
Adapun materi yang akan dites saat seleksi substansi akademik yakni TPA yang berisi matematika verbal, anonim sinonim dan tes yang berbasis pengetahuan, serta tes wawasan kebangsaan dan tes kepribadian.
"Kalau seleksi LPDP itu tiap tahapan seleksi jedanya satu bulan. Kalau kita dinyatakan lolos pada tahapan seleksi pertama, waktu satu bulan tersebut bisa digunakan buat belajar untuk persiapan seleksi selanjutnya," tuturnya.
Kata dia, untuk seleksi skolastik atau wawancara sebaiknya pelajari dengan baik esai yang telah ditulis, jangan mengatakan sesuatu yang tidak terdapat dalam esai.
Hal tersebut dilakukan agar dapat mempertahankan skor, karena seleksi wawancara beasiswa LPDP sistemnya memakai skor.
"Saat wawancara harus hati-hati, jangan sampai yang kita sampaikan tidak sesuai dengan esai yang kita tulis. Karena kalau LPDP itu wawancaranya pakai skor, sehingga kalau yang disampaikan keluar dari esai akan mempengaruhi skor," jelasnya.
Kata dia, untuk tahun 2024 ini seleksi beasiswa LPDP akan lebih ketat, karena bukan lagi masa pandemi, dan kemungkinan seleksi wawancaranya akan dilakukan secara langsung.
Namun, Sulistiani mengingatkan agar para pendaftar tidak pantang menyerah, dan bagi yang sudah mendaftar tahun lalu namun belum lolos, agar mendaftar lagi di tahun ini.
Jika belum lolos atau gagal, bukan disebabkan karena belum siap atau tidak bisa, tetapi ada hal dari dalam diri yang belum dilihat panitia beasiswa LPDP.
"Kebanyakan juga yang tidak lolos beasiswa LPDP, tapi lolos beasiswa luar negeri pakai beasiswa lain. Jadi, kita harus cari tahu apa yang LPDP inginkan, dan kontribusi apa yang akan kita lakukan," jelasnya. (*)
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)