Kemudian terdengar ibu-ibu tersebut mengatakan tidak ada tempat sampah di sekitar area tersebut.
“Tak adeu tempat sampah,” ucap ibu-ibu tersebut.
Sadar kesalahannya itu, ibu-ibu diduga pengungsi Rohingya itu pun sempat meminta maaf.
“Sorry,” ucapnya.
Mendapat ucapan tersebut, perekam tampak heran dan geram.
Ia pun kembali membahas bahwa perbuatan yang dilakukan ibu-ibu tersebut tidak dibenarkan.
“Betulkeuh atau salah perbuatan itu,” ucap perekam menegur.
Belum selesai berbicara, ibu-ibu tersebut tampak berbicara dengan intonasi tinggi.
Ia berdalih bahwa tidak ada tulisan di area tersebut yang melarang perbuatannya.
“Tak ada tulisan pun,” ucapnya.
Ibu-ibu tersebut menyinggung agar perekam berterus terang bahwa mereka tidak menyukainya.
Seketika terdengar perekam geram karena hendak menegur malah dirinya yang disalahkan.
Kini, video diduga pengungsi Rohingya membuang sampah ke sungai di Malaysia itu viral dan menjadi perhatian warganet.
4. Kabur dari Tempat Penampungan
Kelakuan pengungsi Rohingya menjadi sorotan belakangan ini.
Baik di Bangladesh atau Malaysia, tingkah laku para pengungsi Rohingya dinilai kurang beretika.
Ini yang menyebabkan kedatangan mereka ditolak masyarakat Aceh.
Masyarakat dilema, di satu sisi kasihan namun di sisi lain juga enggan menerima kelakukan 'buruk' mereka.
Benar saja, kini pengungsi Rohingya mulai berulah di Lhokseumawe, Aceh.
16 orang pengungsi kabur dari lokasi penampungan di bekas Gedung Imigrasi Lhokseumawe.
Mereka nekat merusak dinding kamar dan melarikan diri.
"Pengungsi Rohingya tersebut kabur dengan cara merusak dinding kamar dan melarikan diri melalui pagar arah toilet wanita," kata Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemerintah Kota Lhokseumawe Darius, Rabu (7/12/2023), dilansir Kompas.com.
Darius menyebutkan, lokasi penampungan pengungsi itu sebenarnya sudah dijaga.
Polisi, satpam, dan organisasi pendamping pengungsi ada di sana.
Hanya saja, penjagaan selama ini hanya ada di depan gedung.
"Imigran Rohingya kabur melalui arah belakang,” ujarnya.
Peristiwa ini juga disebut telah ditanyakan Pemerintah Kota Lhokseumawe ke lembaga terkait yang menangani pengungsi internasional.
Darius juga menyatakan, kaburnya pengungsi Rohingya dari tempat penampungan di Lhokseumawe bukan terjadi ini saja.
Sebelumnya, pada Senin (27/11) juga terdapat tujuh orang pengungsi etnis Rohingya yang kabur dari penampungan di gedung bekas Kantor Imigrasi Lhokseumawe itu.
Kini pengungsi Rohingya yang tersisa di penampungan ada 498 orang, dari sebelumnya 514 orang.
(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)(Kompas.com)(Tribunnews.com)