Murid SD di Kendari Dianiaya

Murid SD yang Dianiaya Orangtua Siswa Lain di Kendari Sulawesi Tenggara Tak Ditanggung BPJS

Penulis: Sugi Hartono
Editor: Sitti Nurmalasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang murid SD di Kota Kendari berinisial A tak ditanggung BPJS usai dianiaya oleh orangtua siswa lain hingga mengalami pendarahan dan dirawat di Rumah Sakit Santa Anna. Orangtua korban bernama Ningsi mengatakan anaknya mempunyai BPJS.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang murid SD di Kota Kendari berinisial A tak ditanggung BPJS usai dianiaya oleh orangtua siswa lain hingga mengalami pendarahan dan dirawat di Rumah Sakit Santa Anna.

Orangtua korban bernama Ningsi mengatakan anaknya mempunyai BPJS.

Namun, karena ia korban kekerasan, pihak rumah sakit mengatakan tak bisa ditanggung BPJS.

"Adaji BPJS-nya tapi tidak bisa dipakai karena kekerasan, dia dikasih masuk di umum ini," tuturnya, Senin (13/11/2023).

Apalagi, kata dia, terduga pelaku berinisial K tidak mau ikut tanggung jawab terhadap biaya perawatan anaknya.

Baca juga: Polisi Bakal Selidiki Kasus Orangtua Siswa yang Aniaya Murid SD di Kendari Sulawesi Tenggara

"Dia tidak mau tanggung jawab, dia enak-enak mencari uang, baru kita tidak mencari, terus ini anak tidak ditanggung BPJS karena alasannya korban kekerasan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 27 Kendari menjadi korban kekerasan oleh orangtua siswa lain.

Murid tersebut diketahui berinisial A. Karena dianiaya, A mengalami pendarahan pada kepala hingga dirawat di Rumah Sakit Santa Anna Kendari.

Ibu korban bernama Ningsi mengatakan kejadian penganiayaan tersebut terjadi pada hari Jumat (3/11/2023) lalu.

Awalnya, A sedang main-main dengan temannya. Kemudian teman A jatuh. Saat jatuh itu, ia kemudian bangun dan langsung memukul A pada bagian dada.

Baca juga: BREAKING NEWS Murid SD di Kendari Sulawesi Tenggara Dianiaya Orangtua Siswa Lain hingga Pendarahan

"Pas dia pukul dadanya itu, ini anakku dia dorong jatuhlah ini anak, kemudian sempat didamaikan sama gurunya, orang sudah memaafkan juga," tuturnya.

Namun, ketika masih proses belajar mengajar, orangtua siswa berinisial K langsung datang dan masuk ke dalam kelas mencari A.

Guru yang juga masih berada dalam kelas langsung menghalau orangtua siswa tersebut. Akan tetapi, tidak diperdulikan oleh K.

"Dia langsung datangi anakku, dia pegang kepalanya terus dia hantam ditembok, pas kejadian itu anakku sudah tidak sadar," tuturnya.

Setelah beberapa hari mengeluh sakit kepala, pada Senin (13/11/2023), A kemudian mengeluarkan darah dari mulut.

Baca juga: Ini Titik Rawan Macet di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Perlu Dihindari saat Jam Pulang Kerja

"Pas dia ke sekolah tadi, dia keluar lagi darah terus kita bawami di rumah sakit, hasil pemeriksaannya dokter karena mengalami benturan di kepala makanya harus dirawat," tuturnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Sugi Hartono)