TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Mengenal apa itu Virus Nipah ?
Diketahui Virus Nipah ini viral di media sosial.
Menghebohkan dunia, yang kasusnya pertama kali terjadi pada tahun 1999 di negara tetangga Indonesia yaitu Malaysia.
Disebut-sebut potensi Virus Nipah bisa menjadi Pandemi seperti Covid-19.
Namun sejauh ini, vaksin Virus Nipah belum tersedia.
Seperti diketahui, Virus Nipah menjadi topik perbincangan dunia.
Kasus Virus Nipah ini berawal dari dua warga negara bagian Kerala, India.
Baca juga: 22 Sapi Terjangkit Virus Jembrana di Sulawesi Tenggara, Terbanyak di Kolaka Timur, Kenali Gejalanya
Di mana keduanya meninggal karena terinveksi Virus Nipah.
Virus Nipah ini pun menjadi sorotan dunia karena dianggap begitu mematikan.
Bahkan daya mematikannya cukup tinggi.
Sejumlah ahli menyebut jika Virus Nipah ini bisa berpotensi menjadi epidemi bahkan pandemi.
Lantas apakah virus Nipah berpotensi picu wabah berupa epidemi hingga pandemi?
Dilansir dari Tribunnews.com, terkait hal ini, Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman beri tanggapan.
"Jadi virus Nipah, punya potensi menyebabkan wabah. Bahkan epidemi dan pandemi," ungkapnya pada Tribunnews, Minggu (17/9/2023).
Potensi ini ada karena belum ada obat khusus dari infeksi virus Nipah.
Selain itu juga belum ada vaksin sehingga sulit untuk dikendalikan.
Namun memang, potensi untuk menyebar secara masif saat ini masih jauh.
Dicky Budiman menyebut karena saat ini Virus Nipah terdeteksi dari dua orang meninggal di India.
"Bahwa potensinya ini untuk menyebar saat ini tentu masih jauh. Namun situasi ini di daerah India semakin serius. Karena saat ini sudah ada dua orang meninggal, tiga terinfeksi, dan 800-an dikarantina di daerah tersebut," papar Dicky.
Lantas apa itu Virus Nipah atau NiV ?
Sebagai informasi, Virus Nipah atau NiV adalah virus zoonotik yang menular dari hewan ke manusia.
Virus ini juga bisa menular lewat makanan dan kontak antar-manusia.
Baca juga: Ajak Warga Konawe Ikut Vaksinasi Covid-19, Bupati Kery Saiful Konggoasa Sebut Agar Kebal Virus
Inang alami virus Nipah adalah kelelawar buah yang berasal dari famili Pteropodidae.
Pada sebagian orang, virus tidak mengakibatkan gejala alias asimtomatik.
Namun pada sebagian orang, virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan akut dan ensefalitis (radang otak) yang fatal.
Tingkat kematian akibat paparan virus Nipah bahkan mencapai 75 persen.
"Untuk diketahui virus Nipah ini kematiannya bisa 75 persen. Artinya tiga dari empat orang, bisa meninggal," pungkasnya.
Jika selama ini virus Corona sangat ditakutkan, ternyata ada virus lain yang tidak kalah mengerikan. Namanya virus Nipah.
Sejak ditemukan beberapa tahun lalu, ratusan orang dikabarkan meninggal dunia akibat virus ini.
Baca juga: Buah Naga Kaya Antioksidan, Simak Manfaatnya untuk Perbaiki Sel hingga Lawan Virus
Proses Penyebaran
Virus Nipah atau NiV merupakan virus yang menyebar antara hewan dan manusia.
Penyakit ini menyebar terutama melalui kelelawar buah, namun juga bisa melalui babi dan hewan lain seperti kambing, kuda, anjing atau kucing.
Virus ini akan menular jika orang atau hewan melakukan kontak dengan cairan tubuh seperti darah, kotoran, kencing atau air liur dari hewan yang terinfeksi.
Kemudian orang yang memakan makanan yang telah terkontaminasi oleh hewan yang terinfeksi.
Orang yang melakukan kontak dekat dengan orang yang mengidap virus nipah, biasanya saat merawatnya.
Cara terbaik untuk menghindari virus nipah adalah dengan menghindari paparan terhadap hewan yang sakit (terutama kelelawar dan babi) di daerah yang memang tengah dijangkiti virus ini atau telah diketahui penularannya.
Baca juga: Inilah Manfaat Buah Naga untuk Lawan Virus dan Tangkal Radikal Bebas
Perlu diingat, virus nipah bisa menyebar dari orang ke orang melalui cairan tubuh, sehingga Anda harus menghindari atau mengambil tindakan pencegahan ketika berada di dekat orang yang mengidap Virus Nipah.
Virus Nipah dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat termasuk ensefalitis (infeksi otak) dan kematian. Tidak ada obat atau vaksin untuk mengobatinya. Untuk pengobatannya saat ini hanya dengan mengelola gejalanya saja.
Pertama Kali Ditemukan di Negara Tetangga
Virus Nipah terjadi hampir setiap tahun di beberapa negara Asia, khususnya Bangladesh dan India.
Namun virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1999 yang menyebabkan 100 kematian di Malaysia dan Singapura.
Saat itu lebih dari 1 juta babi dimusnahkan.
Sejak tahun 1999, terdapat sekitar 20 wabah tambahan.
Gejala awal virus nipah mungkin termasuk demam, sakit kepala, kesulitan bernapas, batuk dan sakit tenggorokan, diare, muntah, nyeri otot dan kelemahan parah.
Gejala biasanya dimulai dalam waktu 4 hingga 14 hari setelah terpapar virus.
Biasanya orang akan mengalami demam atau sakit kepala terlebih dahulu dan kemudian mengalami masalah pernapasan seperti batuk dan kesulitan bernapas.
Dalam kasus yang parah, seseorang dapat mengalami infeksi otak (ensefalitis), yang dapat mengancam nyawa.
Gejala parah lainnya meliputi kebingungan dan disorientasi, ucapan tidak jelas, kejang, koma, dan gangguan pernapasan.
Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa beberapa orang memiliki gejala yang parah dan yang lainnya memiliki gejala yang ringan. Beberapa orang yang terkena virus ini dilaporkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.(*)
(Tribuntoraja.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)