Mahasiswa KKN UGM Viral Diduga Lakukan Tak Senonoh Dipergoki Ibu Lurah: Ngobrol Tapi Agak Mepet

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI- Beredar kabar dua mahasiswa KKN UGM diduga lakukan tindakan tak senonoh sampai dipergoki ibu desa. Namun, sang ibu desa mengungkap hal lain. Ia mengungapkan jika kabar yang viral di media sosial terlalu dilebih-lebihkan. Padahal kedua mahasiswa tersebut hanya ngobrol namun agak mempet.

Ia berharap, kini tidak ada lagi orang yang menyebarkan berita tak benar. Sebab, hal itu bisa mencemari nama baik mahasiswa, nama baik desa, serta nama baik instansi pendidikan terkait.

Kabar Dipulangkan

Lebih lanjut, Eddy dan Siti menampik kabar bahwa mahasiswa UGM yang sedang melakukan KKN dipulangkan akibat dugaan skandal tersebut.

Hingga saat ini, para mahasiswa UGM masih menjalankan prokernya dengan baik, begitu juga dengan T dan W.

"Enggak itu bohong. Saat ini KKN masih berjalan. Yang bersangkutan juga menjalani KKN seperti biasa. Untungnya, mba T masih semangat menjalankan KKN, masih nyaman, dan dia sabar," ungkap Eddy.

Ia pun mengapresiasi para mahasiswa yang menjalankan proker KKN dengan nyaman, tidak membawa motor dan tidak sedikit-dikit ingin pulang.

Ketua Koordinator Unit KKN Desa Pucungroto dan Ngadirejo, Ilham, menambahkan bahwa setelah kejadian viral tersebut, W sudah tidak pernah datang main ke posko KKN Desa Pucungroto lagi.

Kendati demikian, hubungan seluruh anggota KKN masih baik-baik saja.

"Mereka berdua baru kenal di sini (Desa Pucungroto) karena dari fakultas berbeda, yakni Manajemen dan sekolah vokasi D4 Pariwisata," kata Ilham.

Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti kronologi kejadian tersebut.

Bahkan, ia mengaku tahu ada kejadian itu justru dari media sosial.

Ia mengungkapkan total mahasiswa UGM yang melaksanakan KKN di unitnya ada 26 orang.

Mereka terbagi menjadi dua sub unit yakni di Desa Ngadirejo dan Desa Pucungroto, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Masing-masing desa terdapat 13 mahasiswa KKN.

"Di Desa Pucungroto, 13 orang itu terdiri atas 3 laki-laki dan 10 perempuan. Kalau yang perempuan tidur di rumah Pak Kades, sedangkan yang laki-laki terpisah di rumah sebelah," ujarnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana/Tribunnews.com)