TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Tersebar video yang merekam barikade polisi kocar-kacir hadapi riduh demonstrasi di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (5/6/2023).
Dalam 30 detik yang tersebar di media sosil (medsos), terekam barikade polisi cerai-berai ketika diamuk massa demonstran.
Video merekam polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk mengurai kepadatan massa.
Bukannya mundur, massa aksi merespon dengan lemparan batu ke arah barikade polisi.
Ada pula massa aksi yang langsung menerjang ke barikade.
Aksi massa itu membuat polisi kewalahan.
Barikade yang tadinya terlihat kokoh, lantas kocar-kacir melarikan dari amukan massa.
Baca juga: 3 Polisi Luka-luka Usai Kena Lemparan Batu Pendemo di Blok Mandiodo Konawe Utara Sulawesi Tenggara
"Tembak-tembak," terdengar suara seorang lelaki.
Suara itu diikuti dengan komando maju dari massa aksi.
"Maju-maju," teriak seorang lelaki.
Menurut keterangan resmi dari Kepolisian Resor (Konawe Utara), ada tiga orang polisi yang menjadi korban.
Ketiganya mengalami luka dibagian kepala.
Kini, telah dievakuasi untuk mendapatkan perewatan medis.
"Iya ada tiga orang, kena batu luka dibagian kepala," Humas Polres Konawe, Bripka Muhammad Ikbal.
"Sudah dievakuasi, lagi dirawat sekarang," sambungnya.
Korban juga datang dari kubu massa aksi.
Hal itu sebagaimana informasi yang dihimpun Tribunewssultra.com.
Ricuh bermula dari kebuntuan antara massa aksi dan pihak kepolisian yang mengamankan demo.
Seorang massa aksi, Suhardin menjelaskan, awalnya massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Rakyat Konut Menggugat melayangkan tuntutan terhadap PT Antam.
Tuntutan itu berupa penolakan atas hadirnya PT Antam di tanah Konawe Utara (Konut).
Baca juga: Kronologi Kericuhan saat Unjuk Rasa Tambang Nikel di Blok Mandiodo Konawe Utara
Para massa aksi berupaya memblokade segala aktivitas yang ada di tambang tersebut.
Sayangnya, upaya demonstran dihalang oleh sejumlah aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi.
"Massa aksi diadang menuju kantor PT Antam oleh pihak kepolisian," katanya.
Alhasil, terjadi aksi dorong-mendorong antara pengunjuk rasa dengan aparat kepolisian.
Lalu, kata Suhardin, aparat kepolisian menembakkan gas air mata kepada massa aksi.
"Terjadi aksi dorong mendorong. Masih lanjut dorong-mendorong pihak kepolisian menembakkan gas air mata kepada massa aksi," jelasnya. (*)