Hanya dapat diakses dengan mudah menggunakan perahu atau kapal laut jika beranjak dari Kota Kendari.
Perjalanan akan ditempuh kurang lebih tiga hingga empat jam lamanya sampai akhirnya tiba di Desa Boedingi.
Kisah La Mamma (55) warga pertama Desa Boedingi yang dulunya nelayan kini terpaksa menganggur.
Kegiatan melaut bukan lagi aktivitas kesehariannya. Diusianya yang sudah tak muda lagi, ia menjadi pengangguran dan hanya semata-mata bergantung pada keuntungan hasil tambang nikel yang terjual oleh perusahaan.
“Ya kadang ada kadang juga tidak,” tuturnya tersenyum kepada Jurnalis TribunnewsSultra.com.
Cucu La Mamma yang ada di Kota Kendari melanjutkan pendidikan ternyata masih menjadi tanggungannya. Walaupun ketiga anaknya sudah menikah, La Mamma turut andil, dalam keberlangsungan hidup sang cucu tercinta. Tentunya dari hasil royalti yang didapatkannya.
Baca juga: Tambang Nikel Serobot Kebun Seorang Ibu di Konawe Utara Sulawesi Tenggara, Harap Bupati Peka
Lantas berapakah hasil royalti itu?
La Mamma pernah mendapatkan uang royalti paling rendah Rp 1,5 juta hingga Rp 4,5 juta dari lima perusahaan tambang yang ada di Desa Boedingi. Tentunya, uang royalti ini tidak didapatkan setiap bulannya. Melainkan, saat hasil nikel sudah terjual hingga 10 tongkang. Tak hanya dirinya, tapi seluruh orang yang tercatat sebagai warga Desa Boedingi pun mendapat komisi dari keuntungan penjualan nikel.
Misalnya saja dari keuntungan tersebut perusahaan akan memberikan Rp 200 juta kepada Pemerintah Desa, yang nantinya didistribusikan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Desa Boedingi. Hanya ketika 10 tongkang laku terjual. Bisa saja, dua bulan sekali, empat bulan sekali, atau bahkan enam bulan sekali.
Jika para pekerja tambang tidak beroperasi, maka tak akan ada hasil dalam kurun waktu yang lama.
Hal inilah terkadang yang membuat warga kebingungan untuk mencari penghasilan tambahan. Terlebih sebagian besar warga Desa Boedingi kehilangan mata pencaharian sebagai nelayan.
Saat ditanya apakah dengan hanya mengandalkan biaya royalti itu cukup untuk menopang kehidupannya?
La Mamma menjawab sambil tersenyum.
"Eh tidak," katanya singkat.
Ia akan memanfaatkan penghasilan royalti untuk uang kos bulanan cucunya yang sedang berkuliah.