Opini

OPINI: Kemiskinan dan Dampaknya Terhadap Kemajuan Bangsa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Angkatan 2022, Muidu.

Oleh: Muidu (Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar Angkatan 2022)

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Sustainable Deveploment Goals (SDGs) atau pembangan berkelanjutan merupakan agenda pembangunan yang akan menyempurnakan agenda pembangunan sebelumnya yaitu Millenium Deveploment Goals (MDGs) yang berakhir pada tahun 2015. 

Salah satu tujuan dari Sustainable Deveploment Goals (SDGs) yaitu menghapus kemiskinan.

Salah satu factor yang menjadi majunya sebuah bangsa atau negara ialah kurang atau bahkan tidak adanya kemiskinan. Kemiskinan sebagai suatu standar tingkat hidup rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar hidup yang rendah. 

Baca juga: Tingkat Kemiskinan Diperkirakan Naik, Pengamat Ekonomi Sultra Sebut Disebabkan Penyesuaian Harga

Kemiskinan adalah kondisi kehidupan yang serba kekuraangan yang dialami seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimal yang berkaitan dengan kebutuhan sandang dan pangan dan kebutuhan social lainnya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara layak. 

Pada tahun 2017 Bank Dunia merubah standar garis kemiskinan ekstrim menjadi US 2,15 atau setara 32..757,4 dengan acuan kurs Rp 15.236 per dolar AS) per orang perhari pada Purchasing Power Parities (PPP). 

Standar tersebut naik dibandingkan PPP 2011, yaitu sebesar US 1,9 atau Rp 28.948,4 per orang per hari. Jika ditinjau dari standar tersebut maka indonesia masuk dalam 100 negara miskin di dunia. 

Menurut Badan Pusat Satatistik (BPS) per Maret 2019 jumlah penduduk miskin mencapai 25,14 juta jiwa, menurun 0,5 juta jiwa terhadap September 2018 dan menurun 0,80 juta jiwa terhadap maret 2018 sebesar 9,82 persen atau 25,95 juta jiwa. 

Kemudian presentase penduduk miskin terus mengalami peningkatan pada September 2020 sebesar 10,19 persen dan maret 2021 sebesar 10,14 persen . Sedangkan pada tahun 2022 angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan menjadi 9,54 persen di bulan September 2021. 

Ciri-ciri dari kemiskinan diantaranya ialah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar, tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya seperti kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, transportasi , tidak adanya jaminan masa depan dan tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan.

Baca juga: Tingkat Kemiskinan Diperkirakan Naik, Pengamat Ekonomi Sultra Sebut Disebabkan Penyesuaian Harga

Yang perlu kita ketahui bahwa penyebab dari kemiskinan ialah sebagai berikut: 

 Pertama, penyebab individual yang dimana kemiskinan berasal dari perilaku, pilihan atau kemampuan dari orang tertentu. 

Kedua, penyebab keluarga dimana menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. 

Ketiga, penyebab sub-budaya yang meghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. 

Keempat, penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,pemerintah dan ekonomi. 

Halaman
12