Berita Sulawesi Tenggara

Tingkat Kemiskinan Diperkirakan Naik, Pengamat Ekonomi Sultra Sebut Disebabkan Penyesuaian Harga

Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Syamsir Nur mengatakan tingkat kemiskinan diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Syamsir Nur mengatakan tingkat kemiskinan diperkirakan akan mengalami kenaikan. Hal tersebut disebabkan oleh gejolak eksternal dan juga adanya penyesuaian (adjustment) harga di Indonesia. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dr Syamsir Nur mengatakan tingkat kemiskinan diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Hal tersebut disebabkan oleh gejolak eksternal dan juga adanya penyesuaian (adjustment) harga di Indonesia.

Ia menjelaskan penyebab ini membuat ekonomi nasional maupun di Sultra ikut berdampak sehingga bukan tidak mungkin akan mempengaruhi daya beli atau konsumsi masyarakat menurun.

"Jadi gejolak eksternal yang berdampak pada Indonesia dan adanya penyesuaian harga berpengaruh terhadap daya beli sementara pendapatan cenderung tidak pasti," jelasnya beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, jika hal itu terjadi secara berkepanjangan maka dampaknya bisa saja pada tingkat kemiskinan baik secara nasional maupun di Sultra.

Baca juga: Bank Indonesia Naikan Suku Bunga Acuan, Pengamat Ekonomi Sebut Menjaga Pemulihan Ekonomi

Permasalahn tersebut tentunya berdampak pada masyarakat yang rentan miskin, dan apabila ketidakstabilan harga terjadi maka tentunya berdampak pada kelompok miskin.

"Karena daya beli masyarakat untuk mendapatkan barang atau jasa mengalami penurunan, dengan begitu maka akan masuk pada kategori garis kemiskinan," tuturnya.

Dr Syamsir Nur mengatakan garis kemiskinan adalah garis pengeluaran minimun yang dikeluarkan oleh penduduk dalam suatu daerah atau wilayah.

Dosen Ekonomi UHO itu khusus di Sultra, ia melihat jumlah penduduk miskin akan mengalami pertambahan.

Katanya jumlah kemiskinan saat ini akan lebih parah dibandingkan kondisi sebelumnya.

Baca juga: Pengamat Ekonomi Sulawesi Tenggara Sebut Inflasi Perlu Dijaga di Tengah Ketidakpastian Perekonomian

"Kemungkinannya ada sebagian masyarakat yang semakin jauh dari garis kemiskinan, tetapi lainnya malah ada yang semakin miskin," imbuhnya.

Lebih lanjut, dari dampak ekonomi saat ini, ia memprediksikan tingkat kemiskinan di Sultra tidak cukup dari satu persen.

Katanya, pertambahan jumlah penduduk miskin ini malah terjadi di daerah ibu kota di kabupaten maupun kota di Sultra jadi bukan hanya di Kendari saja.

"Kenapa bisa berpengaruh, karena dampak kenaikan BBM dan harga lainnya berpengaruh langsung terhadap masyarakat di ibu kota di daerah," pungkasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved