Berita Sulawesi Tenggara

Endang Sebut Pembangunan Patung Oputa Yi Koo di Bundaran Kantor Gubernur Sultra Boros Anggaran

Penulis: Laode Ari
Editor: Sitti Nurmalasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPD Demokrat Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Endang menanggapi rencana pembangunan Patung Oputa Yi Koo di Kota Baubau dan Kota Kendari.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) membangun patung pahlawan nasional asal Buton, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi atau Oputa Yi Koo.

Pembangunan Patung Oputa Yi Koo yang proyeksikan menelan dana Rp1,8 miliar tersebut berada di perempatan Kompleks Perkantoran Bumi Praja atau Bundaran Kantor Gubernur Sultra.

Konstruksi patung tak setinggi di Kotamara, Baubau. Patung Sultan Buton ke-20 dan 23 direncanakan hanya setinggi 6 meter.

Di mana, patung ini akan menjadi ikon dan daya tarik pengunjung saat melewati perempatan di Jalan Orinunggu, Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari.

"Karena di sekeliling patung setinggi 6 meter dilengkapi ruang terbuka hijau," ucap Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, Pahri Yamsul, Selasa (18/10/2022).

Baca juga: Patung Oputa Yi Koo di Bundaran Kantor Gubernur Sultra Mulai Dibangun, Gunakan Anggaran Rp1,8 Miliar

Menurutnya, pengerjaan Patung Oputa Yi Koo tersebut diproyeksikan berakhir pada Desember 2022 mendatang.

Kegiatan pembangunan Patung Oputa Yi Koo menuai tanggapan Ketua DPD Demokrat Sulawesi Tenggara, Muhammad Endang.

Endang meminta Gubernur Sultra, Ali Mazi bisa meninjau ulang rencana pembangunan Patung Oputa Yi Koo.

Menurut Endang, pembangunan Patung Oputa Yi Koo di Kota Baubau senilai Rp60 miliar dan Kendari Rp1,8 miliar terbilang boros anggaran.

"Sehingga kami meminta kalau di Kota Baubau sudah dikerjakan silakan, tetapi direview ulang anggarannya yang terlalu besar," ucapnya.

Baca juga: Patung Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo di Baubau Segera Dibangun, Siapkan Anggaran Rp17 Miliar

"Sementara untuk pembangunan patung di Bundaran Kantor Gubernur Sultra lebih baik dihentikan saja," lanjut mantan anggota DPRD Sultra ini.

Menurutnya, dana pembangunan Patung Oputa Yi Koo terlalu besar, karena pengerjaan monumen pahlawan di daerah lain tidak menghabiskan anggaran yang banyak.

Seperti Patung Ainun Habibie di Parepare hanya mengunakan anggaran Rp2 miliar. Begitupun Patung Sultan Hasanuddin di Kota Makassar.

"Patung Yesus Kristus di Manado, Sulawesi Utara bahkan tidak sebombastis itu dananya," ucap Muhammad Endang.

Endang mengatakan, jika Pemerintah Provinsi ingin menanamkan nilai-nilai perjuangan dari Oputa Yi Koo kepada pemuda Sultra, bisa dibuat dalam bentuk literasi sejarah.

Baca juga: Detail Patung Sultan Himayatuddin atau Oputa Yi Koo Setinggi 23 Meter di Baubau Sulawesi Tenggara

"Karena dengan cara itu maka cerita kepahlawanan atau perjuangan Oputa Yi Koo saat melawan penjajah lebih diresapi generasi muda," tutur Muhammad Endang. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)