Ketiga pembalap tersebut seharusnya bersaing ketat setelah hanya dipisahkan 17 poin dalam perburuan gelar juara MotoGP tahun ini.
Namun, Quartararo dan Espargaro lebih sering terlihat seperti seorang ‘adik dengan kakaknya’.
Adapun Bagnaia tidak pernah menunjukkan reaksi berlebihan ketika menerima konfrontasi dari rival-rivalnya.
Kondisi tersebut kontras dengan drama yang biasa dihadapi penggemar MotoGP.
Misalnya saja legenda MotoGP, Valentino Rossi, yang nyaris tidak pernah terlepas dari persaingan sengit di dalam maupun luar lintasan.
Dalam karirnya muncul nama pesaingnya di antaranya Max Biaggi, Sete Gibernau, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, hingga Marc Marquez.
Komentar Marquez
Komentar Marc Marquez bisa jadi ada benarnya jika berkaca dari ketegangan dalam dua balapan terakhir.
Duel sengit justru tidak melibatkan Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro, tetapi hanya Francesco Bagnaia dan Enea Bastianini (Gresini Racing).
Bastianini justru terlibat rivalitas dengan Bagnaia meski peluangnya relatif kecil dalam perburuan gelar MotoGP musim ini.
Sedangkan, rivalitas antara Bagnaia, Espargaro, dan Quartararo, lebih banyak diwarnai adu konsisten dalam ritme.
Hanya insiden Quartararo dan Espargaro pada MotoGP Belanda 2022 yang memunculkan tidak ada drama susulan.
“Hal semacam ini terjadi di Belanda antara Aleix Espargaro dan Fabio Quartararo,” kata Marquez.
“Namun, karena Aleix bisa bangkit, situasinya sedikit tertutupi, tapi mereka akan memahaminya.”
“Ketika saya berada dalam situasi ini, saya akan memainkan strategi yang berbeda,” jelasnya menambahkan.
Baca juga: Prediksi Marquez di MotoGP Jepang 2022, Puji Fabio Quartararo yang Mengeluarkan Keajaiban