Berita Sulawesi Tenggara

Janda Usia 50 Tahun di Kendari Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni, Harap Bantuan Pemerintah Setempat

Penulis: Laode Ari
Editor: Sitti Nurmalasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah kondisi rumah Wa Ambe (50) yang sudah tak layak huni dan nyaris roboh di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Wa Ambe (50), warga Kelurahan Lalodati, Keamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengharapkan bantuan pemerintah.

Harapannya untuk dibantu pemerintah, karena rumah yang dihuni bersama keluarganya, nyaris roboh dimakan usia.

Kondisi ini lebih memprihatinkan karena status Wa Ambe sebagai janda harus memehuni kebutuhan hidup keluarganya.

Kesehariaannya, Wa Ambe bekerja sebagai buruh pabrik roti di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan upah Rp25 ribu per hari.

Dengan penghasilan tersebut, dirinya belum bisa mencari dana tambahan untuk perbaikan rumah terlebih membiayai sekolah anaknya.

Inilah kondisi rumah Wa Ambe (50) yang sudah tak layak huni dan nyaris roboh di Kelurahan Lalodati, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Berdasarkan foto rumah tempat tinggal Wa Ambe, terlihat dindingnya yang terbuat dari papan sudah tak utuh lagi karena lapuk.

Selain itu, atapnya tampak mengalami kebocoran di mana-mana, sering membuat Wa Ambe dan keluarganya kebasahan saat turun hujan.

Akibatnya, Wa Ambe harus bergegas menyelamatkan barang-barangnya agar tak basah terkena air hujan.

Sementara itu, di bagian luar hunian berukuran 5x6 meter ini, terdapat beberapa tiang penyangga yang sengaja dipasang untuk mengantisipasi rumahnya roboh.

Gubuk reyot tersebut berada di Jalan Setapak, samping Kantor Kelurahan Lalodati, tepatnya di ujung Lorong Masjid Al Halim.

Baca juga: Kisah Anak Pemulung di Kendari Huni Gubuk Reyot, Berjuang Renovasi Rumah Usai Ayah Meninggal Dunia

Di sana, Wa Ambe tinggal bersama dua orang anaknya, sedangkan, sang suami, La Ode Roie sudah meninggal dunia.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dapur, uang itu juga disisipkan untuk biaya sekolah anak keduanya yang saat ini duduk di bangku SMA.

Sementara anak pertamanya telah lulus SMA, tetapi tak bisa berbuat banyak karena menderita penyakit berat.

"Kadang dalam satu hari saya harus menahan lapar. Saya berprinsip biar susah makan yang penting anakku bisa sekolah," kata Wa Ambe, Senin (20/6/2022).

Wa Ambe bercerita, kondisi keluarganya terpuruk setelah suaminya meninggal dunia pada Februari 2021 lalu.

Baca juga: Viral Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni, Kini Empat Bersaudara di Kendari Huni Bangunan Rumah Baru

Halaman
12