TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Terhitung pada Senin (21/3/2022) perang antara pasukan militer Rusia melawan Ukraina telah berlangsung selama 25 hari.
Konflik bersenjata di antara kedua negara bertetangga ini diketahui dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Yakni setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk melancarkan serangan berskala penuh ke Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian pada hari ke-25 dan ke-26 perang Rusia dengan Ukraina yang perlu diketahui:
- Ukraina menolak permintaan Rusia agar Mariupol menyerah pada Senin (21/3/2022) pukul 5 pagi waktu Moskow (09.00 WIB).
Baca juga: Kota Mariupol Ukraina Dibombardir Membabi Buta oleh Rusia, Warga Kubur Korban Tewas di Pinggir Jalan
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan tidak ada pembicaraan tentang penyerahan diri.
Vereshchuk juga menyatakan bahwa Rusia telah diberitahu tentang tanggapan tersebut.
- Kolonel Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev telah mengatakan kepada para pembela kota Mariupol untuk meletakkan senjatanya.
Dalam briefing pada Minggu (20/3/2022), Mizintsev mengatakan bahwa jika orang-orang Mariupol menyerah, koridor kemanusiaan akan dibuka di arah timur dan barat pada Senin (21/3/2022) mulai pukul 10 pagi waktu Moskow.
- Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Polandia minggu ini untuk membahas upaya internasional untuk mendukung Ukraina.
Baca juga: Lagi-lagi Rusia Kerahkan Rudal Hipersonik Kinzhal, Hancurkan Tempat Bahan Bakar Ukraina
Serta membahas tentang membebankan biaya yang parah dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia atas invasi di Ukraina', kata Gedung Putih.
Diskusi akan mengikuti pertemuan Biden di Ibu kota Belgia, Brussel dengan sekutu NATO, para pemimpin G7, dan para pemimpin UE.
- Biden akan menjadi tuan rumah panggilan telepon pada Senin (21/3/2022) pukul 15.00 GMT (11:00 ET) dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa dia yakin kegagalan atas perundingan damar akhir invasi Rusia akan berarti 'perang dunia ketiga'.
Baca juga: Zelenskyy: Siap Berunding dengan Putin Bahas Invasi Rusia-Ukraina, Jika Gagal Berarti Perang Dunia 3
Kepada CNN, Zelenskyy menegaskan bahwa dia siap untuk bernegosiasi dengan Putin.
Zelenskyy juga menambahkan bahwa Ukraina harus menggunakan format atau peluang apa pun untuk memiliki kemungkinan negosiasi.
- Zelenskyy sebelumnya menyebut strategi Putin sebagai 'solusi akhir' untuk Ukraina.
Dalam pidato tanpa kompromi di depan parlemen Israel, Presiden Ukraina itu menantang Israel atas kegagalannya menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Markas Militer Kota Mykolaiv, Ratusan Tentara Ukraina yang sedang Tidur Tewas
- Sedikitnya empat orang tewas setelah penembakan terhadap rumah dan distrik perbelanjaan di Ibu kota Ukraina, Kiev, menurut Reuters, mengutip layanan darurat negara.
Petugas pemadam kebakaran bergegas menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di puing-puing pusat perbelanjaan Retroville di Podilskiy.
- Juru Bicara Hak Asasi Manusia Ukraina, Lyudmyla Denisova mengatakan pasukan Rusia telah 'menculik' penduduk dan membawanya ke Rusia.
“Beberapa ribu penduduk Mariupol telah dideportasi ke Rusia,” sebut Denisova di Telegram.
Baca juga: Kondisi Terkini Perang: Rusia Beri Batas Waktu Pasukan Ukraina untuk Serahkan Senjata di Mariupol
Setelah diproses di 'kamp filtrasi', beberapa telah diangkut ke kota Taganrog di Rusia, sekitar 100 kilometer dari Mariupol.
Selanjutnya dari sana dikirim dengan kereta api ke berbagai kota yang tertekan secara ekonomi di Rusia.
- Dewan Kota Mariupol mengatakan Rusia mengebom sebuah sekolah seni tempat 400 warga sipil termasuk anak-anak berlindung.
Petro Andrushenko selaku Penasihat Wali Kota Mariupol mengatakan belum ada jumlah pasti korban akibat serangan itu.
Baca juga: Update Kondisi Ukraina: Rusia Bom Sekolah yang Ditempati 400 Pengungsi hingga Rudal Hipersonik
“Kota ini terus diserang baik dari langit maupun dari laut,” ungkap Andrushenko di Telegram.
- Pada Minggu (20/3/2022) Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), UNHCR mencatat sebanyak sepuluh juta orang kini telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina karena 'hancur' akibat perang Rusia.
Angka tersebut merupakan lebih dari seperempat populasi di Ukraina.
Selain itu, Kantor HAM PBB menyebutkan bahwa sedikitnya 902 warga sipil tewas dan 1.459 terluka di Ukraina pada Sabtu (19/3/2022) tengah malam waktu setempat.
Baca juga: PR Besar Ukraina setelah Rusia Akhiri Perang: Butuh Bertahun-tahun Jinakkan Bom yang Belum Meledak
Parlemen Ukraina mengatakan 115 anak-anak Ukraina telah tewas dan sedikitnya 140 lainnya terluka.
- Duta Besar China untuk AS mengatakan negaranya tidak mengirim senjata ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Dia mengatakan China mengirim makanan, kantong tidur, dan bantuan lainnya.
Namun bukan senjata dan amunisi ke pihak mana pun.
Baca juga: Apartemen Dihancurkan Rusia, Warga Ukraina Bertahan di Bawah Tanah tanpa Air, Listrik, dan Internet
Tetapi ditekan di televisi AS pada Minggu (20/3/2022), ia tidak secara definitif mengesampingkan kemungkinan Beijing akan melakukannya di masa depan.
- Jerman telah menyetujui kontrak dengan Qatar untuk pasokan gas alam cair (LNG) yang akan membantu negara Eropa melepaskan ketergantungannya pada energi Rusia.
Diperlukan waktu beberapa tahun agar kesepakatan tersebut dapat berlaku penuh karena Jerman tidak memiliki terminal untuk pengiriman LNG.
Sementara itu, Arab Saudi mengatakan sedang meningkatkan produksi minyak untuk memenuhi permintaan global.
Baca juga: Warga Ukraina Taruhan Nyawa, Dihadapkan Pilihan Tewas di Pengungsian atau Terbunuh Rusia saat Kabur
- Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengklaim kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina telah 'dekat', meskipun ada skeptisisme dari pemerintah barat.
Tetapi pada Minggu (20/3/2022) Duta Besar AS untuk PBB memperingatkan bahwa ada sedikit harapan segera untuk mengakhiri perang yang dirundingkan.
- Sebelas Partai Politik Ukraina telah ditangguhkan karena hubungan mereka dengan Rusia, menurut Zelenskyy.
Baca juga: 6 Rudal Rusia Hujani Lviv, Kota di Ukraina yang Dekat Wilayah NATO: Khawatir Perang Meluas ke Barat
Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina mengambil keputusan untuk melarang partai-partai tersebut dari aktivitas politik apa pun.
Sebagian besar partai yang terkena dampak adalah kecil, tetapi salah satunya, Platform Oposisi untuk Kehidupan yang memiliki 44 kursi di parlemen Ukraina.
Sedangkan jumlah kursi parlemen Ukraina sendiri sebanyak 450 tempat.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)