TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Terhitung pada Kamis (17/3/2022) perang antara pasukan militer Rusia melawan Ukraina telah berlangsung selama 22 hari.
Konflik bersenjata di antara kedua negara bertetangga ini diketahui dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Yakni setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan militernya untuk melancarkan serangan berskala penuh ke Ukraina.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian pada hari ke-22 perang Rusia dengan Ukraina yang perlu diketahui:
- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, menyatakan perundingan damai di antara kedua negara itu membuat kemajuan meskipun pertumpahan darah terus berlanjut.
Baca juga: Sisi Lain Perang Rusia Vs Ukraina sebagai Penguji Hubungan AS dan Cina yang Goyah
Serta kekhawatiran dari beberapa pemimpin Uni Eropa bahwa Kremlin mempermainkan Kiev masih terus diserukan.
“Ada beberapa harapan untuk mencapai kompromi. Status netral sekarang sedang dibahas secara serius bersama, tentu saja, dengan jaminan keamanan.” ungkap Lavrov mengatakan kepada RBC News.
- Sebuah laporan oleh Financial Times tentang rencana perdamaian 15 poin yang diusulkan antara Moskow dan Kiev hanya menunjukkan posisi permintaan dari pihak Rusia.
Hal tersebut diungkapkan oleh perunding Ukraina Mykhailo Podolyak.
Dilaporkan bahwa rencana perdamaian 'tentatif' yang mencakup gencatan senjata serta penarikan pasukan militer Rusia di Ukraina akan berlaku, jika Kiev menyatakan netralitas dan menerima batasan pada angkatan bersenjatanya.
Baca juga: Disebut Tak Tampung Banyak Pengungsi Ukraina atas Invasi Rusia, Begini Klarifikasi Amerika Serikat
- Pasukan Rusia mengebom kompleks teater dan kolam renang tempat warga sipil berlindung di Kota pesisir Mariupol, Ukraina yang terkepung.
Dewan Mariupol memposting gambar teater kota yang menunjukkan kerusakan parah dalam serangan hari ini dan mengatakan jumlah korban sedang dikonfirmasi.
Gubernur Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengatakan bahwa wanita hamil dan anak-anak berlindung di kolam, menyebut serangan itu 'terorisme murni'.
Serangan masih dilancarkan meski kata "anak-anak" telah ditulis di luar teater.
Zelenskyy mengatakan "hati kami hancur" oleh serangan itu, dan menyamakan pengepungan kota itu dengan Leningrad dalam perang dunia kedua.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Rusia Marah: Tak Bisa Dimaafkan
- Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Ucapan tersebut merupakan, teguran Biden yang paling tajam terhadap Presiden Rusia.
Setelah Biden mengumumkan bantuan keamanan tambahan sebesar 800 juta dolar ke Ukraina, untuk membeli lebih banyak senjata dan peralatan militer.
Sementara itu, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan komentar Biden tersebut sebagai retorika yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan, menurut kantor berita Rusia, Tass.
- Zelenskyy meminta Kongres AS untuk menyediakan lebih banyak senjata untuk membantu negaranya melawan serangan udara Rusia.
Baca juga: Perang Masih Berlanjut, Presiden Ukraina Sebut Perundingan dengan Rusia Kini Lebih Realistis
Serta untuk sanksi lebih lanjut terhadap Rusia, termasuk penarikan semua bisnis AS.
- Kedutaan AS di Kiev menyebut pasukan militer Rusia telah menembak dan membunuh 10 orang yang berdiri untuk mengantri roti di Kota Chernihiv, Ukraina utara.
Para pejabat Ukraina mengatakan serangan itu terjadi pada Rabu (16/3/2022) pukul 10 pagi waktu setempat (8 pagi GMT).
Sedangkan, Kementerian Pertahanan Rusia membantah laporan itu dengan mengklaim tidak ada tentara Rusia di Kota Chernihiv.
- Dewan keamanan PBB akan bertemu Kamis (17/3/2022) atas permintaan enam negara barat yang mengupayakan sidang terbuka tentang Ukraina.
Baca juga: Hari Ke-21 Perang Rusia Vs Ukraina, Zelenskyy Desak AS Bantu Lebih Banyak, Biden Beri 800 Juta Dolar
Misi PBB di Inggris pun mengunggah cuitan di Twitter, yang berbunyi:
“Rusia melakukan kejahatan perang dan menargetkan warga sipil. Perang ilegal Rusia di Ukraina adalah ancaman bagi kita semua.”
Adapun pertemuan PBB itu dilakukan menjelang pemungutan suara yang diharapkan pada resolusi kemanusiaan Rusia.
Sebelumnya, Rusia dikritik tajam karena tidak menyebutkan perang Moskow melawan Ukraina.
- Zelenskyy menyatakan bahwa pasukan militer Rusia telah membebaskan Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov.
Baca juga: Kesepakatan Damai Hampir Tuntas, Ukraina Mulai Setujui Permintaan Rusia, Negosiasi Masih Berlangsung
Layanan Komunikasi Ukraina membagikan video yang menunjukkan Zelenskyy berbicara kepada Ivan Fedorov setelah pembebasannya.
Zelenskyy mengatakan bahwa pada 11 Maret 2022 lalu, Fedorov diculik oleh pasukan Rusia yang mencoba membujuknya untuk bekerja sama.
Namun, kata Zelenskyy, Fedorov bertahan dan tak menyerah serta menolak ajakan Rusia.
- Layanan Darurat Ukraina melaporkan bahwa 5 jasad warga termasuk tiga anak-anak, telah ditemukan selama pencarian di gedung-gedung perumahan di utara Kota Chernihiv.
- Mahkamah Internasional (ICJ) atau Badan Kehakiman utama PBB telah memerintahkan Rusia untuk menghentikan invasinya.
Baca juga: Pasukan Rusia Masuki Rumah Sakit di Ukraina, Ratusan Pasien hingga Dokter RS Mariupol Disandera
ICJ juga mengatakan tidak melihat bukti apa pun untuk mendukung pembenaran Kremlin atas perang tersebut.
Hanya hakim Rusia dan Cina di pengadilan yang memberikan suara menentang perintah tersebut.
- Putin menegaskan bahwa blok Barat tidak akan berhasil dalam apa yang disebutnya sebagai upaya untuk mencapai dominasi global dan memecah belah Rusia.
Dalam pidato yang disiarkan televisi kepada para menteri pemerintah, Putin melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam mengakui rasa sakit yang ditimbulkan sanksi barat terhadap ekonomi Rusia.
Tetapi Putin tetap bersikeras bahwa Rusia dapat menahan pukulan itu.
Baca juga: Respons Perang Rusia Vs Ukraina, Donald Trump: Ada Banyak Cinta di Balik Keputusan Vladimir Putin
- Kepala WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan sda 43 serangan terhadap fasilitas kesehatan Ukraina, infrastruktur dan pekerja sejak awal invasi.
Dua petugas kesehatan tewas dan sedikitnya delapan terluka dalam serangan itu.
- Balerina prima Olga Smirnova, salah satu bintang dansa terbesar Rusia, telah keluar dari perusahaan Balet Bolshoi di Moskow setelah mencela invasi Rusia.
Awal bulan ini, Smirnova memposting di Telegram yang mengatakan bahwa dia menentang perang dengan segenap jiwanya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)