UE dan AS Termasuk, Para Ahli Ungkap Negara Mana yang Diuntungkan dari Perang Rusia-Ukraina

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dari Kiri: Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menurut Dr. Christian Blex, UE tampaknya tidak mau mengurangi eskalasi.

"Negara-negara anggota UE telah mengekspresikan diri mereka dengan jelas dan seragam di sini," sebut Blex.

"Selalu ada tuntutan baru untuk sanksi terhadap Rusia." lanjutnya.

Pada Jumat (11/3/2022) UE merinci beberapa sanksi baru yang akan dijatuhkan pada Rusia dalam beberapa hari mendatang, menurut Wall Street Journal.

Baca juga: Cina Putuskan untuk Beri Bantuan Ekonomi ke Rusia selama Perang di Ukraina, Amerika Serikat Panik

Secara khusus, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa selain mencabut manfaat Rusia sebagai anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan tindakan baru terhadap elit Rusia yang dekat dengan Kremlin, UE akan melarang ekspor barang mewah ke Rusia.

Pada Senin (14/3/2022) disebutkan bahwa negara-negara UE akan mengadopsi sanksi baru terhadap perusahaan minyak utama Rusia Rosneft, Transneft dan Gazprom Neft.

Tetapi UE akan terus membeli minyak dari mereka.

Menurut pengamat, sanksi Barat terhadap Rusia telah menjadi bumerang di Amerika Utara dan Eropa Barat karena melambungnya harga minyak dan gas.

Sehingga mempercepat melonjaknya inflasi dan mengacaukan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Baca juga: Pasukan Rusia Disebut Malu saat Perang, Zelenskyy Desak Tentara Putin Menyerah kepada Ukraina

Dalam melakukan ini, UE disebut bermain di tangan Washington dengan mengorbankan kepentingan nasional negara-negara anggota blok, bantah Blex.

"Untuk Amerika Serikat, perhatian utama di sini mungkin adalah mempertahankan supremasi globalnya," kata politisi Jerman itu.

“AS dan juga NATO tidak pernah benar-benar memperhatikan kepentingan keamanan Rusia dalam beberapa tahun terakhir." sambung Blex.

"Sebaliknya, AS terus memperluas pengaruh militernya ke arah timur. Arsitektur keamanan Eropa yang sama dengan Rusia tidak pernah menjadi tujuan. Kebijakan AS - UE, di sisi lain, tidak memiliki tujuan yang jelas sendiri." imbunya.

Blex pun menyebut bahwa AS menjadi pihak yang diuntungkan dari perpecahan yang terjadi Eropa.

Baca juga: Rudal Rusia ke Ukraina Diduga Kena Pasukan NATO, Inggris Khawatir Prajuritnya Tewas Terbunuh

"Di sisi lain, AS mendapat manfaat dari perpecahan di Eropa dan ketergantungan yang meningkat dari negara-negara UE pada mereka." ucap Blex.

Halaman
1234