Saling Jatuhkan Sanksi, Rusia Masukkan Presiden AS Joe Biden dan Petinggi AS Lainnya ke 'Stop List'

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan akan menyerang Negara Ukraina.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Rusia dan Amerika Serikat saling menjatuhkan sanksi sebagai tanggapan dari perang yang tengah berlangsung di Ukraina.

Rusia akhirnya mengambil langkah tegas untuk memberikan sanksi kepada Presiden AS Joe Biden dan pejabat tinggi Washington lainnya.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari Sputnik, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengatakan bahwa langkah ini datang sebagai tanggapan atas 'serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya', termasuk melarang pejabat tinggi pemerintah Rusia memasuki AS.

Setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas situasi saat ini di Ukraina, Moskow kini telah menanggapi dengan sanksi pribadinya sendiri.

Sanksi Rusia tersebut yang ditujukan kepada pejabat tinggi pemerintah AS.

Baca juga: UE dan AS Termasuk, Para Ahli Ungkap Negara Mana yang Diuntungkan dari Perang Rusia-Ukraina

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Selasa (15/3/2022) waktu setempat, Kemlu Rusia mengatakan bahwa langkah ini merupakan tanggapan atas 'serangkaian sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya'.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (Kementerian Luar Negeri Rusia via SputnikNews)

Termasuk melarang pejabat tinggi pemerintah Rusia memasuki Amerika Serikat.

Kemlu Rusia menyebut bahwa sejumlah petinggi beserta Presiden AS telah ditambahkan ke 'Stop list' atau 'daftar berhenti' Rusia sendiri sebagai tindakan timbal balik.

Adapun petinggi pemerintahan AS yang dikenakan sanksi Rusia tersebut antara lain:

- Presiden AS Joe Biden;

Baca juga: Sederet Fakta Hari ke-20 Invasi Rusia di Ukraina: China Bantu Rusia, Joe Biden Akan Gerilya di Eropa

- Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken;

- Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin;

- Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley;

- Kepala CIA William Burns;

- Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki;

Baca juga: Indonesia Desak Rusia dan Ukraina Gencatan Senjata, Prabowo: Segera Mulai Dialog Perdamaian

Halaman
12