Sederet Fakta Hari ke-20 Invasi Rusia di Ukraina: China Bantu Rusia, Joe Biden Akan Gerilya di Eropa
Namun yang terbaru, Rusia juga telah mendapatkan bantuan dari China dengan dukungan ekonomi dan keuangan.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Inilah sederet fakta setelah hari ke-20 inivasi Rusia di Ukraina. Di mana China telah memutuskan membantu Rusia, sedangkan Presiden AS Joe Biden bakal bergerilya di Eropa.
Adu tembak militer di Ukraina belum juga berakhir sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin mememerintahkan opersi militer khusus pada 24 Februari 2022.
Tekanan Negara Barat yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mencoba mengerdilkan Rusia dengan embargo ekonomi.
Namun, Rusia tak bergeming dengan terus melancarkan serangn militer yang menghancurkan kota.
Baku tembak kian begejolak meskipun kedua belah pihak telah menelan kerugian.
Baca juga: Sempat Tolak Komunikasi dengan Joe Biden, Arab Saudi Undang Presiden Cina Xi Jinping saat Ramadan
Terlebih Ukraina juga dilaporkan terus mendapat bantuan senjata dari NATO.
Ukraina juga mendapatkan bala bantuan tentara sukarelawan.
Tak mau kalah, Rusia juga mengumumkan mendapatkan bantuan dari relawan yang jumlahnya mencapai puluhan hingga ratusan ribu.
Namun yang terbaru, Rusia juga telah mendapatkan bantuan dari China dengan dukungan ekonomi dan keuangan.
Merespon hal itu, Presiden Amerika menjadwalkan untuk bergerilya di Eropa menemui negara persekutuan NATO.
Baca juga: Wilayah NATO Terancam Diserang Rusia, Warga Polandia Ingin Kabur hingga Timbun Kebutuhan Pokok
Untuk lebih lengkapnya, berikut 14 fakta yang dilansir TribunnewsSultra.com dari Guardian via Tribunnews.com:
Berikut hasil rangkuman fakta dan peristiwa yang terjadi seperti dihimpun dari Guardian:
1. China telah memutuskan untuk memberi Rusia dukungan ekonomi dan keuangan selama perangnya melawan Ukraina dan sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasokan militer seperti pesawat tak berawak (drone) bersenjata, demikian kekhawatiran para pejabat AS.
Penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, memaparkan posisi AS terhadap invasi Rusia dalam pertemuan tujuh jam "intens" di Roma dengan mitranya dari China, Yang Jiechi.
Sebelumnya, dilaporkan AS telah memberi tahu sekutu bahwa China "menanggapi secara positif" permintaan Rusia untuk peralatan militer, meskipun Beijing membantah.
Baca juga: UPDTE MotoGP Mandalika 2022: Presiden Jokowi Batal Riding Bersama Marc Marquez dan Enea Bastianini