Akhir bulan lalu, Cina abstain dari proposal Dewan Keamanan PBB yang bertujuan untuk mengutuk serangan Rusia di Ukraina.
Langkah itu pun diveto oleh Rusia.
Pertemuan antara Sullivan dan Yang terjadi sehari setelah beberapa media AS yang mengutip pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya melaporkan bahwa Moskow mencari bantuan militer dari Beijing.
Cina tampaknya mengabaikan laporan tersebut tanpa menyebutkannya secara khusus.
"AS telah menyebarkan disinformasi yang menargetkan Cina tentang masalah Ukraina, dengan niat jahat," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok Zhao Lijian, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Ada Turki hingga Israel, Inilah Daftar Negara yang Berpotensi Jadi Negosiator Perang Rusia-Ukraina
Namun, sebelum bertemu Yang, Sullivan juga memperingatkan Cina agar tidak memberikan dukungan kepada Rusia.
“Kami (AS) tidak akan membiarkan itu berlanjut dan membiarkan ada jalur kehidupan ke Rusia dari sanksi ekonomi ini dari negara mana pun di dunia,” kata Sullivan kepada CNN, Minggu (13/3/2022).
Dalam sebuah pernyataan yang menggambarkan pertemuan di Roma, Gedung Putih mengatakan Sullivan dan Yang memiliki 'diskusi substansial' tentang Ukraina.
“Mereka juga menggarisbawahi pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka antara Amerika Serikat dan China,” bunyi pernyataan itu.
Baca juga: Beberkan Propaganda, Warga Rusia: Saya Lihat Banyak Orang Dicuci Otak, seperti Reinkarnasi Hitler
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden kemudian menggambarkan pertemuan itu sebagai 'sesi tujuh jam yang intens'.
“Kami memiliki keprihatinan mendalam tentang keselarasan Cina dengan Rusia saat ini,” kata pejabat itu, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.
“Dan penasihat keamanan nasional langsung mengenai kekhawatiran itu dan potensi implikasi serta konsekuensi dari tindakan tertentu.” lanjutnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)