“Kami meminta Presiden Putin untuk segera menghentikan perang ini, menarik semua pasukannya tanpa syarat dan terlibat dalam diplomasi sejati sekarang.” sambungnya.
Stoltenberg juga mengatakan bahwa NATO telah memverifikasi penggunaan bom cluster Rusia di Ukraina.
“Kami telah melihat penggunaan bom curah, dan kami telah melihat laporan penggunaan senjata jenis lain yang melanggar hukum internasional,” sebut Stoltenberg.
Munisi tandan anti-personil merupakan roket, rudal, peluru artileri dan bom yang menyebarkan sejumlah besar bahan peledak kecil di area yang luas.
Senjata itu dimaksudkan untuk menyerang formasi infanteri.
Baca juga: SITUASI TERKINI Perang Rusia Vs Ukraina, Seruan Vladimir Putin Lanjut Lawan NATO & Ancaman Joe Biden
Adapun Konvensi Munisi Tandan, sebuah perjanjian yang melarang senjata semacam itu, mulai berlaku pada Agustus 2010.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmytro Kuleba, meminta bantuan kepada menlu dari 30 negara aliansi, ditambah dari Swedia dan Finlandia untuk melawan pasukan militer Rusia.
“Negara kita siap berperang. Kami terus memerangi invasi Rusia, tetapi kami membutuhkan bantuan segera dalam memukul mundur serangan udara Rusia,” ujar Kuleba seperti yang dikutip Ukrayinska Pravda.
“Jika Anda tidak melakukan ini, Anda harus berbagi tanggung jawab atas kehidupan dan penderitaan penduduk sipil Ukraina yang terbunuh oleh serangan roket dari pesawat Rusia.” terangnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)