Di tempat lain yakni Hypermart Lippo Plaza Kendari pun tetap menerapkan satu harga untuk minyak goreng kemasan.
Baca juga: Minyak Goreng Kembali Langka, Disperindag Konawe Berencana Gelar Operasi Pasar Minggu Depan
Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, antusiasme pelanggan terutama emak-emak sangat tinggi.
Tampak, ada yang mengambil sampai lima kemasan padahal Hypermart Kendari telah memberikan informasi terkait jumlah pembatasan yang bisa dibeli.
Namun ada juga yang kecewa, karena minyak goreng merk Bimoli telah laku terjual, tersisa Fortune dan Sania.
Sejumlah emak-emak ini langsung pergi begitu saja karena mereka ingin membeli minyak goreng Bimoli, sebab kualitasnya beda dari merk lain.
Hal itu diungkapkan oleh Lina (45), ia mengatakan hanya menggunakan Bimoli saja karena kualitas berbeda.
Baca juga: Tanggapan Pedagang dan Pembeli di Kendari Soal Penetapan Minyak Goreng Kemasan Satu Harga
Ia mengetahui satu harga minyak goreng tersebut dari berita yang disiarkan di televisi dan juga berita online.
"Minyaknya berbeda mas, kalau Bimoli lebih jernih dari pada merek lainnya," imbuhnya.
Lina menuturkan saat ini ia masih mencari minyak goreng Bimoli, namun jika ketersediaan stoknya kosong terpaksa membeli merk lain.
Selain itu, pantauan juga dilakukan di pasar tradisional di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), salah satunya Pasar Lawata.
Salah seorang pedagang Pasar Lawata, Yuli (28) mengatakan sampai saat ini harga minyak goreng kemasan belum juga turun.
Baca juga: Emak-emak di Kendari Sulawesi Tenggara Serbu Minyak Goreng, Ludes Hanya Dalam Beberapa Jam
"Masih sama mas, minyak goreng ukuran 1 liter Rp22 ribu dari Rp18 ribu sedangkan 2 liter harganya Rp45 ribu dari Rp40 ribu," ucapnya.
Yuli berharap agar harga minyak goreng ke depannya bisa turun dan menyentuh angka Rp14 ribu per liternya agar ramai pembeli.
"Kalau harganya turun pasti akan banyak lagi pembeli, selama ini harga naik konsumen agak sepi karena berpikir untuk membeli minyak goreng," tutupnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)