TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Seorang wanita bernama Aida (28) menjadi korban perdagangan manusia.
Ia mengaku diajak bekerja ke Singapura oleh tetangganya di Malang, Jawa Timur.
Sebelumya, korban sudah pengalaman menjadi Tenaga Kerja Indonesia selama tujuh tahun.
Terakhir Aida bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Negara Malaysia.
Baca juga: 6 ABG di Bawah Umur Rencanakan Tawuran, saat Diperiksa Ternyata Sebagian Positif Narkoba
"Saya sudah pernah kerja TKW di Malaysia," ujar dia di kantor Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Ciracas, Sabtu (14/8/2021) malam.
Aida diajak bekerja oleh tetangganya berjenis kelamin pria dengan iming-imingan gaji 550 Dolar Singapura.
Ia tertarik dengan gaji sebesar itu yang ditawarkan oleh tetangganya untuk menjadi ART di Singapura.
Baca juga: Hujan-hujan dengan Teman-teman, Bocah Kelas 2 SD Terpeleset hingga Terseret Arus Drainase
"Setiap bulan saya dijanjikan menerima gaji sebesar 550 Dolar Singapura atau sekira Rp, 5,5 juta," katanya.
Namun setelah 10 hari di tempat penampungan, Aida bersama 18 temannya tidak kunjung berangkat.
Akhirnya ia pun bersama temannya diciduk Badan Perlindungan Pekerja Migrasi (BP2MI) di Tanjung Pinang, Batam.
"Cuma paspor saya dibawa sama agen itu, hilang semua barang-barang," ucapnya.
Aida belum melaporkan kejadian ini kepada keluarganya yang ada di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Fobia Jarum Suntik sejak Kecil, Pria Ini Kumpulkan Keberanian Berbulan-bulan untuk Vaksin Covid-19
Sebab, pihak keluarga mengira kalau Aida sudah berada di Singapura sesuai keinginannya bekerja.
"Kemarin sebelum berangkat juga sudah habis uang banyak saya selama di penampungan," tutur dia.
Sebelumnya, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menampung 19 korban pedagangan yang ingin berangkat ke Singapura melalui Tanjung Pinang, Batam.