TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Curhat supir angkutan kota atau angkot di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terdampak PPKM.
Gegara Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM, pendapatan menurun hingga 3 kali lipat.
Salah seorang supir angkot Masrin Thalib (21) mengatakan, kebijakan PPKM membuat pendapatan mereka menurun dari hari biasanya.
"Biasanya sehari saya bisa dapat kisaran Rp300 ribu hingga Rp400 ribu per hari. Saat PPKM hanya memperoleh Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per hari," katanya saat ditemui depan Pasar Basah Mandonga, Selasa (10/8/2021).
Menurunnya pendapatan disebabkan karena pelajar dan mahasiswa yang tidak lagi masuk sekolah atau ke kampus, melainkan belajar secara online.
Menurunnya pendapatan juga diperparah dengan biaya operasional terutama bahan bakar kendaraan.
Sebab, mobil terus beroperasi dengan rute yang sama, memakan banyak bahan bakar, namun tidak sepadan dengan jumlah angkutan penumpang yang sedikit.
Baca juga: Perpanjangan PPKM Level 3 Kendari Hingga 23 Agustus, Berikut Aturannya
"Apalagi ini BBM naik lagi mas, belum mutar cari penumpang uang habis buat mengisi bensin" ungkap Masrin.
Kini Masrin tak lagi kelling mencari penumpang, namun hanya menunggu penumpang di Pasar Basah Mandonga.
Ia khawatir pendapatan habis hanya untuk membeli bahan bakar.
Masrin berharap, sekolah tatap muka kembali digelar, agar penumpang yang didominasi pelajar bisa kembali naik angkot.
Senada dengan Masrin, keluhan turut ditumpahkan supir angkot yang lain, Imran (33).
Dirinya mengaku pendapatan para supir angkot makin sulit seiring dengan menjamurnya angkutan berbasis online.
"Apalagi kita harus bersaing dengan angkutan berbasis online, pendapatan semakin berkurang belum lagi di masa pandemi Covid-19," ucapnya di tempat yang sama.
Masrin dan Imran berharap kondisi yang menyulitkan mereka itu segera berlalu dan kehidupan dapat kembali normal.