Ujian Sekolah di Kendari

SDTQ Muadz Bin Jabal Kendari Minta Persetujuan Orangtua Siswa Dalam Ujian Tatap Muka

Penulis: Muh Ridwan Kadir
Editor: Laode Ari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kompleks Islamic Center Muadz Bin Jabal (ICM) Kendari.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pihak Sekolah Dasar Tahfidzul Qur'an (SDTQ) Muadz Bin Jabal Kendari meminta persetujuan orangtua para siswa untuk menerapkan ujian sekolah secara tatap muka.

Pengelolah SDTQ Muadz Bin Jabal Kendari menilai agar tidak terjadi kekhawatiran pada siswa untuk proses ujian tatap muka, maka orangtua siswa harus memberikan pernyataan.

Kepala Sekolah (Kepsek) SDTQ Muadz Bin Jabal Kendari, Mustafa, hal itu terkait dengan membolehkannya anaknya untuk belajar luar jaringan (luring) atau tatap muka.

"Untuk sekarang ini, sementara pernyataan tersebut diberikan ke orangtua siswa setuju atau tidak setuju terkait hal itu," Katanya. Kamis (8/4/2021).

Persiapan Ujian Akhir Sekolah (UAS) dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sekolah Dasar Muadz Bin Jabal bertempat di Jl Prof Dr Abdurrauf Tarimana, Kelurahan Kambu, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Baca juga: SD Negeri 6 Kendari akan Berlakukan Shift pada Ujian Sekolah secara Tatap Muka

Baca juga: Mekanisme Ujian Akhir SD di Kendari Secara Tatap Muka, Satgas Covid-19 hingga Polisi di Sekolah

Baca juga: 6 Ribu Siswa Sekolah Dasar di Kendari Bakal Ujian Sekolah Tatap Muka Pertengahan April 2021

Untuk jumlah siswa yang akan mengikuti ujian pada 19 April 2021 mendatang berjumlah 86 siswa.

Ruangan ujian yang disediakan oleh pihak sekolah dalam belajar luring atau tatap muka yakni berjumlah 10 ruangan.

Dalam satu ruangan terdapat 10 siswa yang jarak bangkunya sudah diatur sesuai standar prokes yang ketat.

Bangku tersebut diatur dengan jarak satu meter.

Prokes yang diterapkan sekolah mulai berjalan dari pintu masuk sekolah.

Di pintu masuk tersebut pihak sekolah menyediakan tempat cuci tangan, dan wajib diterapkan untuk semua siswa yang hendak memasuki areal sekolah.

Kemudian setelah masuk di areal sekolah, sebelum memasuki gedung SDTQ akan dilakukan pemeriksaan suhu badan.

Terdapat dua petugas disana, yang satu bertugas mengukur suhu badan dan yang satunya lagi bertugas mencatat daftar nama siswa.

Baca juga: Juli 2021 Tatap Muka di Sekolah, Nadiem Minta Pemerintah Daerah Prioritaskan Guru untuk Divaksin

Baca juga: Belajar Tatap Muka Terbatas Dibuka Juli 2021, 3 Aktivitas yang Dilarang Selama di Sekolah

Dikarenakan SDTQ adalah sekolah islam, maka jalurnya dipisahakan antara laki- laki dan perempuan.

Untuk jalur laki-laki berada di sebelah kanan gedung dan perempuan berada di sebelah kiri gedung.

Selanjutnya, sebelum memasuki ruang ujian telah disediakan tempat cuci tangan, sehingga siswa wajib lagi untuk mencuci tangan walau di pintu masuk telah dilakukan.

Di ruangan ujian juga tersedia handsanitizer dan 2 masker.

Pihak sekolah menyediakan masker untuk mengantisipasi siswa yang lupa membawa masker.

Untuk shift ujian telah diatur dan diusahakan agar tidak terjadi kerumunan.

Sehingga ada waktu 30 menit yang diberikan pada shift sebelumnya dan selanjutnya.

"Untuk mengantisipasi adanya kerumunan, pihak sekolah membuat grup whatsapp, yang bertujuan untuk mengingatkan orang tua siswa agar antar jemput anaknya tepat waktu sesuai aturan sekolah. Kata Mustafa.

Terkait dengan ketidakdisiplinan orang tua siswa yang terlambat menjemput anaknya, pihak sekolah terus mengingatkan agar mengantar dan menjemput siswa tepat waktu.

Hal tersebut untuk menghindari siswa bermain di halaman sekolah yang nantinya akan membuat kerumunan.

(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)