Bom Makassar

Imbauan Ketua MUI Sultra Sikapi Ledakan Bom Gereja Katedral Makassar, Minta Umat Tenang, Tetap Rukun

Penulis: Laode Ari
Editor: Aqsa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tenggara (Sultra), KH.Mursyidin.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Tenggara ( MUI Sultra) KH Mursyidin mengimbau umat tetap tenang menyikapi ledakan bom Gereja Katedral Makassar.

Sebelumnya, bom meledak disekitar gereja yang berlokasi di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), tersebut pada Minggu (28/3/2021).

“Pertama apapun namanya, tindakan bunuh diri semua agama tidak ada yang membenarkan apalagi sampai membunuh orang lain,” katanya dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, petang ini.

Ketua MUI Sultra KH Mursyidin berharap seluruh umat di Sultra berbaik sangka dan bertabayyun untuk senantiasa menjaga kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama.

Saling menghormati, menghargai, dan tidak melanggar aturan yang dilarang agama.

Baca juga: 7 Fakta Bom Gereja Katedral Makassar, Kondisi Terkini, Pelaku, Korban, Kronologis, Kata Saksi Mata

Baca juga: Kronologi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Polisi: Naik Motor Ingin Masuk Ditahan Petugas

“Mari menjaga kebersamaan, tidak saling memfitnah dan menuduh, saling berbaik sangka, dan bertabayyun sambil mencari solusi terbaik supaya kita terhindar,” jelasnya.

“Mari tidak melanggar aturan agama. Apalagi tindakan menyebabkan orang lain tersiksa itu dosa dan dilarang agama, apalagi agama Islam,” ujarnya menambahkan.

KH Mursyidin berharap kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama di Sulawesi Tenggara (Sultra) terus terjaga baik seperti yang sudah berlangsung selama ini.

Dia berharap seluruh umat di daerah ini tidak terpengaruh apalagi terprovokasi dengan aksi provokasi yang bisa memecah persatuan dan kesatuan umat beragama.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) KH Mursyidin. (Dokumentasi TribunnewsSultra.com)

“Alhamdulillah, selama ini di Kendari kerukunan dan kebersamaan antarumat beragama terjalin baik karena ada kesepahaman bersama,” ujarnya.

Pertemuan antarumat beragama juga berkala dilakukan melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Komunikasi yang terjalin baik tersebut bisa menyelesaikan masalah lebih awal.

“Komunikasi dan kesepahaman itu banyak membantu terciptanya kerukunan di Sulawesi Tenggara disamping kearifan lokal yang terjaga dengan baik dan menjadi salah satu yang bisa mempersatukan masyarakat,” jelasnya.

Ledakan Bom Makassar

Pada Minggu (28/03/2021) terjadi ledakan bom di Gereja Katedral Makassar.

Bom tersebut diperkirakan meledak pada pukul 09.00 WIB atau 10.00 wita.

Selain personel polisi, tim medis juga langsung diterjunkan dengan ambulans.

Warga pun dilarang beraktivitas dekat dengan lokasi kejadian.

Baca juga: Total Ada 9 Korban Luka akibat Bom di Gereja Katedral Makassar, Korban Tewas Pelaku Bom Bunuh Diri

Baca juga: Saksi Mata Ledakan Bom Gereja Katedral Makassar Ungkap Kondisi Korban: Pendarahan Tidak Berhenti

Adapun polisi megamankan para warga maksimal 50 meter dari lokasi kejadian.

Akibat ledakan tersebut, dua jalan, yakni Jl. Kajaolailado dan Jl. RA Kartini ditutup.

Sedangkan ruas jalan lain masih normal seperti biasa.

Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam, mengatakan, ada satu orang tewas yakni pelaku diduga bom bunuh diri tersebut.

Sedangkan, sembilan orang lainnya mengalami luka dan kini tengah menjalani perawatan.

“Satu korban yang dipastikan sebagai pelaku bom bunuh diri tersebut,” jelas Irjen Pol Merdisyam.

“Kemudian ada sembilan masyarakat, lima petugas gereja, dan empat jemaat yang kini sedang dalam perawatan,” ujarnya menambahkan.

Kini Densus 88 tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti, termasuk identitas pelaku pengeboman.

Irjen Pol Merdisyam juga menjelaskan kronologi hingga terjadi aksi pengeboman di area Gereja Katedral Makassar.

Menurut saksi, ada seseorang yang ingin masuk gereja dalam kondisi naik motor.

“Di jalan ada satu motor yang mau masuk ke dalam parkiran, sempat ditahan oleh petugas gereja,” kata Merdisyam.

"Dan saat itulah terjadi ledakan, yang mengakibatkan korban, baik dari pelaku itu sendiri atau dari jemaat dan petugas gereja,” ujarnya menambahkan.

Pelaku belum sempat turun dari motor hingga terjadi ledakan itu.

“Kalau kita lihat dari olah TKP, jasad dan kendaraan itu menyatu, diduga belum turun karena ditahan oleh petugas gereja," jelas Merdisyam.

Bom meledak di depan Gereja Katedral di Jl. Kajaolalido, Makassar. (YouTube KOMPASTV)

Pengakuan Saksi Mata

Seorang saksi mata ledakan bom di di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Makassar, mengungkapkan mengenai korban bom.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari tayangan YouTube KOMPASTV, seorang saksi bernama Irsa mengaku melihat beberapa korban luka.

Adapun ledakan bom itu terjadi pada Minggu (28/3/2021).

Diketahui, saat bom meledak, Irsa tengah berada di bangunan tak jauh dari lokasi namun berada di lantai 2.

"Di atas pak, di lantai 2," jawab Irsa.

Mengenai korban, Irsa mengaku tidak tahu ada berapa jemaat gereja yang menjadi korban.

"Kurang tahu, selesai kejadian baru turun ke bawah," tuturnya.

Namun, Irsa melihat ada lima orang korban luka yakni seorang ibu dan empat anak-anak.

Ia menyebut ada korban yang tidak mau dibawa ke rumah sakit ketika tenaga medis datang.

Sementara kondisi korban ibu tersebut dinilai cukup parah.

"(Korban ibu) Parah karena pendarahan terus tidak berhenti," ungkapnya.

Saksi mata lain bernama Armin Hari menceritakan peristiwa itu.

Armin menyebut ada dua perimeter pengamanan garis polisi yang langsung dipasang untuk mengamankan lokasi.

Saksi pun sempat melihat adanya potongan tubuh di area bom itu meledak.

Menurut Armin Hari, potongan tubuh itu sampai terlempar ke seberang jalan.

"Maaf, serpihan tubuh ini sampai ke seberang jalan," ungkap Armin Hari.

Bebarengan dengan pihak kepolisian, pihak medis juga turut mengamankan lokasi, di antaranya dengan mengambil serpihan tubuh tersebut.

“Sepertinya sudah mulai dikumpulkan oleh petugas kesehatan," sambungnya.

Ketika bom meledak, kebetulan Armin Hari tengah melintas tak jauh dari lokasi kejadian.

Ia pun turun dari motor dan mencoba mendekati lokasi.

Namun sebagian warga berusaha untuk menghalau orang-orang yang ingin mendekat.

Armin Hari menyebut warga khawatir dengan adanya bom susulan.

"Saya berjalan ke arah gereja, tapi beberapa warga mengimbau untuk tidak mendekat karena (dikhawatirkan) ada susulan," ujar Armin Hari.

Menurut Armin Hari, pengamanan dibantu pihak kepolisian yang datangnya cukup cepat.

Pasalnya, lokasi gereja cukup dekat dengan Polwiltabes Makassar dan Polresta Makassar Barat.(*)

Ikuti Berita Bom Gereja Katedral Makassar melalui TribunnewsSultra.com.