DP2KB Kendari

DP2KB Kendari Tekankan Pentingnya Keluarga Berencana di Momen Hari Kesaktian Pancasila 2025

DP2KB Kota Kendari menekankan pentingnya meningkatkan kualitas layanan keluarga berencana atau KB terhadap masyarakat.

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
KEPALA DP2KB KENDARI - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Jahudding saat diwawancarai TribunnewsSultra.com, Kamis (2/10/2025). (TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Hari Kesaktian Pancasila diperingati pada 1 Oktober setiap tahunnya.

Hari peringatan tersebut menjadi momen agar selalu mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

Seperti dikatakan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Kendari, Jahudding, Kamis (2/10/2025).

Baginya, nilai tersebut dapat diwujudkan melalui program-program pemerintah terutama di instansinya.

DP2KB Kendari menekankan pentingnya meningkatkan kualitas layanan keluarga berencana atau KB terhadap masyarakat.

"Terkait pengendalian penduduk dan peningkatan kualitas keluarga," katanya kepada TribunnewsSultra.com.

"Itulah kalau dihubungkan dengan nilai-nilai Pancasila di dalam melaksanakan program pemerintah melalui DP2KB," sambungnya.

Baca juga: 1.018 Keluarga di Kota Kendari Jadi Sasaran Percepatan Penurunan Stunting Lewat Program Genting

Kualitas layanan KB dapat dilihat dari total fertility rate (TFR) atau angka rata-rata kelahiran dari pasangan usia subur.

DP2KB mencatat, total fertility rate di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mencapai 2,14 pada 2024.

Untuk 2025, pihaknya menargetkan TFR turun sebanyak 0,5 menjadi 2,09 per pasangan usia subur.

Idealnya, total fertility rate berada diangka 2,1 untuk menjaga stabilitas jumlah penduduk.

Jahudding bilang, salah satu cara menghadirkan keluarga berkualitas yakni dengan mengurangi beban keluarga.

"Menurut riset beberapa perguruan tinggi ternyata keluarga yang memiliki beban lebih sedikit cenderung bahagia dan sejahtera," jelasnya.

Olehnya itu, dia mendorong masyarakat Kota Kendari untuk menerapkan sistem Keluarga Berencana (KB) dengan dua anak cukup.

Baca juga: Pendataan Keluarga di Kendari Sulawesi Tenggara, DP2KB Data Sasaran Stunting hingga Potensi Wilayah

Pihaknya pun getol mengedukasi warga dan melakukan pelayanan kontrasepsi pada pasangan usia subur.

Alat kontrasepsi tersebut bisa diperoleh secara gratis di fasilitas kesehatan (faskes) seperti puskesmas.

Penggunaan alat kontrasepsi ini guna mencegah kehamilan yang tidak diinginkan bagi pasangan usia subur serta mengatur jarak kelahiran anak.

Secara umum, jarak kelahiran antar anak adalah minimal dua tahun setelah ibu melahirkan.

Peraturan tersebut berdampak pada pengurangan risiko komplikasi pada ibu serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

"Terutama seribu hari pertama kehidupan anak, di situlah yang menentukan bayi bisa mengalami stunting atau tidak," tuturnya.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), persentase stunting di Kota Kendari mengalami penurunan dari 25,7 persen pada 2024 menjadi 24,4 persen pada 2025.

Baca juga: Harganas 2025: DP2KB Kendari Sulawesi Tenggara Beber Strategi Cegah Stunting, 2029 Target Nol Kasus

Sedangkan menurut Elektronik Pelaporan Pencatatan Gizi Berbasis Masyarakat atau e-PPGBM, menunjukkan angka stunting di Kendari kurang dari tiga persen.

Dia berharap, melalui program pengendalian penduduk dan keluarga berencana, kualitas generasi semakin baik.

"Sekitar 20 tahun lagi kita masuk ke generasi emas atau 100 tahun kemerdekaan Indonesia, itulah yang menjadi target kami agar generasi kita lebih baik dari hari ini," tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved