Kuliner Khas Sulawesi Tenggara

Kambuse, Sinonggi, Lapa-Lapa Akan Jadi Sajian Tamu di Hotel Saat Rakornas PHD dan STQH di Kendari

Kambuse, Sinonggi, hingga Lapa-lapa akan menjadi sajian khas bagi ribuan tamu yang hadir di Rakornas Produk Hukum Daerah dan STQH Nasional di Kendari

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
kolase TribunnewsSultra.com
KULINER KHAS SULTRA - Kolase foto arsip Kambuse, Sinonggi, hingga Lapa-lapa kuliner khas Sulawesi Tenggara (Sultra). Hidangan ini akan disajikan dalam bagi ribuan tamu yang hadir pada Rapat Koordinasi Nasional atau Rakornas Produk Hukum Daerah (PHD), serta Seleksi Tilawatil Quran dan Musabaqah Hadis (STQH) Nasional di Kendari, Sultra Agustus dan Oktober 2025. 

Biasa disantap bersama ikan palumara, ayam tawaloho, cumi kuah hitam, kambatu (daging khas yang dipanggang lalu ditumis), kabengga, hingga pokea.

Dengan hidanagn pelengkap seperti sayur bening bayam yang dicampur terong, okra ataupun pasele (jagung kecil).

Cara makan Sinonggi cukup unik, karena sagu yang sudah disiram air panas akan mengental lalu digulung sesuai selera menggunakan sepasang sumpit dan disimpan di piring yang sudah berkuah. 

Jarak Raha, ibu kota Muna ke Kepulauan Buton, tepatnya di Kota Baubau sebagai kota terbesar di Buton berkisar 107,43 kilometer.

Dapat ditempuh melalui jalur darat dari Pelabuhan Nusantara Raha ke Pelabuhan Murhum dengan waktu perjalanan sekira 4 jam.

Sementara dari Kota Kendari, dapat ditempuh melalui jalur penyeberangan laut dari Pelabuhan Nusantara Kendari atau Pelabuhan Torobulu Konawe Selatan ke Pelabuhan Nusantara Raha atau Pelabuhan Tampo Muna naik kapal ferry dengan waktu perjalanan sekira 3-5 jam.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) itu menyampaikan selain kuliner, Pemprov Sultra juga memastikan kesiapan akomodasi dengan menyediakan sekitar 3.400 kamar hotel dan homestay. 

Fasilitas ini tersebar mulai dari hotel bintang satu hingga bintang lima, termasuk homestay yang memiliki pelayanan baik.

Menurutnya, pelayanan ramah, kenyamanan, serta kebersihan kamar harus menjadi prioritas. 

Ia juga mengingatkan pengelola hotel agar tidak menaikkan harga secara berlebihan. 

Kenaikan tarif hanya boleh maksimal 30 persen.

“Dari kesiapan hotel, kami tidak gila-gilaan menaikkan tarif karena kita harus menghormati tamu,” jelas mantan Bupati Wakatobi dua periode itu.

Baca juga: Ikan Dole Kuliner Khas Buton Sulawesi Tenggara, Renyah dan Lembut Bisa Jadi Camilan serta Lauk

Rakornas PHD diperkirakan akan dihadiri dua menteri, pejabat kementerian, gubernur, wakil gubernur, sekda, kepala biro hukum, serta sekwan dari berbagai provinsi.

Sementara peserta STQH Nasional yang telah terkonfirmasi mencapai 3.387 orang. 

Mereka terdiri dari Presiden RI dan rombongan, menteri, anggota DPR dan DPD RI, duta besar, serta pejabat eselon I kementerian.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved