Sosok Joao Angelo, Mundur Jadi Dirut Agrinas Pangan Nusantara Gegara Malu, Orang Terdekat Prabowo
Sosok Joao Angelo De Sousa Mota yang memutuskan untuk mundur dari jabatan sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Aktivis pro-integrasi Timor Timur dengan Indonesia adalah individu atau kelompok yang mendukung agar wilayah Timor Timur (sekarang Timor Leste) tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terutama menjelang dan setelah masa referendum kemerdekaan pada tahun 1999.
Artinya, Joao turut berperan dalam insiden tersebut.
Ia sudah kenal dengan Prabowo saat konflik Timor Timur.
Hal ini dibuktikan dengan penerimaan Dharma Pertahanan Madya dari Menteri Pertahanan RI atas jasanya dalam menjaga integrasi nasional
Cerita Joao bersama Timor Timur ini, dimuat dalam dokumen berjudul "The fight for freedom of Timor Loro Sa'e people".
Dokumen ini diterbitkan Perpustakaan Nasional Australia, https://catalogue.nla.gov.au/, Joao Angelo De Sousa Mota bersama rekannya, Octavio Soares, aktif memperjuangkan bergabungnya Timor Leste dengan Indonesia.
Selain itu, ia juga turut berperan untuk mengembangkan petani lewat organisasi sayap Partai Gerindra yang mengurusi pertanian.
Namanya tercatat sebagai Ketua Dewan Pembina DPW Tani Merdeka Indonesia Nusa Tenggara Timur.
Atas kontribusinya itu pada konflik Timor Timur dan integrasi nasional, Joao Mota menerima penghargaan Dharma Pertahanan Madya dari Menteri Pertahanan Republik Indonesia pada 11 Februari 2025.
Penghargaan ini diberikan kepada individu yang dinilai berjasa dalam menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa Indonesia melalui bidang pertahanan.
Baca juga: Berkat Program Tambah Daya Listrik PLN di Bulan Berkah, Omzet UMKM di Rumah BUMN Selayar Meningkat
Mundur Jadi Dirut
Joao menegaskan dirinya mundur dari Dirut karena memiliki hambatan besar terkait anggaran.
Ia menyebut sampai saat ini, anggaran untuk pengembangan potensi pertanian Indonesia belum turun.
Joao Mota menuturkan bahwa tanpa anggaran, rencana kerja yang sudah disiapkan rapi hanya akan menjadi tumpukan kertas.
"Keseriusan Presiden dalam mendukung dan menggerakan segala upaya untuk mewujudkan kedaulatan pangan tidak didukung sepenuhnya oleh stakeholder atau orang-orang pembantu-pembantunya," tutur Joao Mota.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.