Berita Sulawesi Tenggara
Ekspor Non-Tambang di Sulawesi Tenggara Hanya 6 Persen, Wagub Sultra Hugua Beberkan Kendalanya
Ekspor non-tambang di Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya mencapai enam persen dari total ekspor daerah.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ekspor non-tambang di Sulawesi Tenggara (Sultra) hanya mencapai enam persen dari total ekspor daerah.
Persentase tersebut menunjukkan dominasi ekspor berasal dari sektor pertambangan dengan capaian 94 persen.
Wakil Gubernur Sultra, Hugua bilang, ketimpangan ini perlu segera dibenahi mengingat industri pertambangan tidak dapat diperbaharui atau unrenewable.
"Ekspor kita 94 persen dari tambang, hanya enam persen dari komoditas lain," katanya, Selasa (29/7/2025).
Salah satu kendalanya adalah tidak tercatatnya produk ekspor non-tambang pada dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) di wilayah Sultra.
Baca juga: Bea Cukai Kendari Dorong Hilirisasi dan Ekspor Jagung, Kepiting hingga Nilam dari Sulawesi Tenggara
Kebanyakan produk para eksportir ini justru tercatat di luar Provinsi Sultra seperti Makassar, Surabaya, dan Jakarta.
"Kita ingin ini tercatat di sini karena memang komoditas kita. Makanya kita konsolidasi hari ini," ujar dia dalam Konsolidasi Ekspor Non-Tambang Sultra disalah satu hotel Kota Kendari.
Selain itu, tidak tersedianya komoditas dalam jumlah dan kualitas yang sesuai permintaan pasar global pun menjadi alasan ekspor non-migas di Sultra rendah.
Padahal Sulawesi Tenggara memiliki beberapa produk unggulan dengan potensi ekspor menjanjikan antara lain kelapa bulat, cengkeh, hingga biji mente.
Untuk itu, pemerintah provinsi menyiapkan langkah strategis seperti fasilitasi legalitas ekspor agar PEB eksportir tercatat di Sultra.
Baca juga: Jaga Kualitas Produk Ekspor, Badan Karantina Indonesia Kolaborasi dengan UHO Kendari
"Ke depan para eksportir ini didukung oleh perbankan, pemerintah, regulator transportasi, semua bersatu padu sehingga kita maksimalkam ekspor kita," jelasnya.
Tidak hanya itu, dia juga mendorong hilirisasi di luar sektor minerba untuk meningkatkan nilai tambah.
Sebab selain menambah nilai ekonomi pada produk ekspor, hilirisasi dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat Sultra.
Dilansir dari laman resmi BPS Sultra, nilai ekspor pada April 2025 mencapai 317,79 juta US Dollar atau sebanyak 226,34 ribu ton.
Angka tersebut turun dari 2024 untuk periode yang sama yakni 319,41 juta US Dollar dengan volume 230,58 ribu ton. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Sambut Harbolnas, Zulhas Jadi Host Shopee Live Bareng UMKM Lokal yang Sukses Ekspor |
![]() |
---|
Ekspor Masih Didominasi Mineral Logam, Dosen FEB UHO Sebut Masa Depan Sultra Pertanian Bukan Tambang |
![]() |
---|
Dorong Pertumbuhan Brand Lokal dan UMKM, Pesanan Ekspor Meningkat 4x Lipat di Shopee 11.11 Big Sale |
![]() |
---|
Ini Kisah Perjuangan Pengusaha Sepatu Asal Bogor Bareng Shopee, Berhasil Ekspor ke Beberapa Negara |
![]() |
---|
Manfaatkan Program Ekspor Shopee, UMKM Batik Lokal Berhasil Menembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.