Berita Konawe Utara

Tenun Kalosara dan Oheo Khas Konawe Utara Sulawesi Tenggara Kolaborasi Defrico Audy Tampil IFW 2025

usana berbahan tenun Kalosara dan Oheo ditampikan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Konawe Utara, Sulawesi Tenggara dalam peragaan IFW 2025

Dekranasda Konawe Utara
IFW 2025 : Model peragaan busana tampilkan kain tenun Kalosara dan Oheo khas Konawe Utara Sulawesi Tenggara (Sultra) di Indonesia Fashion Week atau IFW 2025. Gelaran peragaan IFW 2025 ini menampilkan para model dengan busana lokal sarat makna budaya dari seluruh Indonesia di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (29/5/2024). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Busana berbahan tenun Kalosara dan Oheo ditampikan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam peragaan Indonesia Fashion Week atau IFW 2025.

Tenun khas suku Tolaki ini dikenakan 11 peragawati tampil di catwalk IFW 2025 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (29/5/2024).

Gelaran peragaan fashion ini menampilkan para model dengan busana-busana lokal sarat makna budaya, termasuk dari Konawe Utara, Sultra.

Busana berbahan kain Kalosara dan Oheo yang dikenakan 11 peragawati tersebut hasil kolaborasi atau karya desainer ternama Indonesia, Defrico Audy.

Acara ini juga turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Ketua Dekranasda Sultra, Arinta Nila Hapsari A Sumanggerukka, Ketua Dekranasda Konawe Utara, Wisra Wastawati, dan Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara, Ratna Lada Hugua.

Baca juga: Cerita Wa Ode Wulandari Gadis Asal Buton Selatan Kenakan Kostum 10 Kilogram di Sultra Tenun Karnaval

Wisra Wastawati mengatakan busana khas Konawe Utara yang ditampilkan memadukan dua motif tenun tradisional, diyakini memberikan keindahan visual dan makna budaya warisan leluhur.

"Perpaduan motif ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menyiratkan makna budaya yang mendalam dari warisan leluhur Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara," kata Ketua Dekranasda Konut ini dalam keterangan tertulisnya.

Filosofi dan Makna Tenun Kalosara dan Oheo

Adapun, kain tenun Kalosara mengandung filosofi adat istiadat masyarakat Tolaki, bersumber dari sara owoseno atau sara tolaki. 

Kalosara adalah simbol hukum adat, sangat penting bagi masyarakat Tolaki di Provinsi Sultra.

Baca juga: Megahnya Aneka Karya Kostum yang Tampil di Sultra Tenun Karnaval, Tonjolkan Budaya Sulawesi Tenggara

Kalosara sendiri merupakan simbol keramat berbentuk lingkaran yang dirangkai dari tiga pilahan rotan.

Melambangkan kesatuan, keseimbangan, dan keharmonisan hidup dalam masyarakat adat.

Kalosara terbuat dari tiga utas rotan yang dililit ke kiri, membentuk lingkaran. 

Ujung lilitan disimpul dan diikat, dengan dua ujung rotan tersembunyi dalam simpul dan satu ujung mencuat keluar.

Kalosara digunakan sebagai simbol hukum adat dalam berbagai bidang, seperti pemerintahan, pertanahan, perkawinan, pewarisan, utang-piutang, dan penyelesaian konflik. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved