Video Viral
Pengakuan Pengantin di Palembang yang Viral Dibacok Jelang Akad Nikah, Ternyata Musuh Lama
Pengakuan pengantin viral di Palembang dibacok jelang akad nikah. Insiden naas tersebut terekam kamera dan viral di media sosial.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Ia merupakan calon pengantin yang seharusnya melakukan akad dengan pujaan hatinya, Faridah Ariyani.
Sayangnya, pernikahan itu menjadi insiden pembacokan.
Saat itu, ia menuju ke lokasi pernikahannya di Jalan Panca Usaha, depan Lorong Wakaf II, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Pelembang.
Akibatnya akad nikah pun harus tertunda. Lantas apa motif yang melatarbelakangi hal tersebut?
Saat itu Ahmad baru saja turun dari mobil. Ia tiba-tiba diserang oleh lima orang yang sebagian di antaranya membawa senjata tajam (sajam).
Ahmad pun harus mengalami luka bacok di sekujur tubuhnya. Ia kemudian dilarikan ke RSUD BARI Palembang guna mendapatkan perawatan. Namun ia tetap melangsungkan akad nikah di ruang perawatan rumah sakit tersebut.
"Iya kemarin sudah langsung akad, rencananya hari ini akan dirujuk ke RSUP Mohammad Hoesin Palembang untuk operasi," ujar Aidil, kakak perempuan Faridah, dikutip dari laman Kompas.com.
Baca juga: Willie Salim Bantah Ikut-ikutan Konten Masak Besar Bobon Santoso, Hanya Ingin Berbagi di Palembang
Sebagai pihak dari keluarga mempelai wanita, ia terkejut saat tiba-tiba calon adik iparnya diserang. Hal itu pun diungkap oleh Faridah.
"Waktu itu baru saja sampai di tempat dan mau turun. Tiba-tiba lima orang menyerang," jelasnya.
Namun meskipun tanpa kehadiran mempelai laki-laki, acara tetap dilanjutkan. Selain itu, korban pun memberikan pengakuan.
Ia mengaku bahwa lima orang yang menyerangnya adalah musuh lamanya. Ahmad juga mengenali salah satu pelaku yang membacoknya dengan sajam.
"Yang pakai pistol nahan mobil, yang kejar-kejar saya tiga orang," jelasnya.
Saat itu Ahmad berlari menyelamatkan diri dengan masuk ke rumah salah satu warga. Menurutnya kejadian itu lantaran para pelaku masih memiliki dendam padanya.
"Saya menyelamatkan diri masuk ke rumah warga. Awalnya sempat dikira saya dikejar polisi karena ada suara tembak-tembakan. Setelah saya masuk, pelaku berhenti mengejar, lalu saya dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
"Dia itu nuduh aku cepu (informan polisi), aku tidak merasa. Jadi pernah ribut kami di atas jembatan Kertapati, aku diteriakin maling, terus aku lari dia lari. Pada tahun 2019, dia (pelaku) sempat aku tusuk, mungkin sekarang dia balas saat aku lengah," tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.