Viral Nasib Bayi Tewas di Medan Hasil Hubungan Kakak-Adik, Jasad Dikirim ke Masjid Pakai Ojol
Malangnya nasib bayi yang tewas di Medan, Sumatra Utara. Bayi tersebut tewas karena kekurangan gizi.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Malangnya nasib bayi yang tewas di Medan, Sumatra Utara.
Bayi tersebut tewas karena kekurangan gizi.
Perlahan diketahui, bayi itu juga dari hasil hubungan inses kakak dan adik.
Tragisnya, setelah meninggal dunia jasad bayi tersebut dikirim seperti paket melalui ojok online (ojol).
Dengan pesan tertulis agar jasad bayi itu dititipkan saja ke masjid.
Sontak saja peristiwa ini viral di media sosial.
Lantas bagaimana kisah viral ini ?
Awal Mula
Peristiwa ini bermula dari ojol yang kaget melihat paket yang hendak diantarkannya adalah jasad bayi.
Hal tersebut terekam dalam sebuah video viral di media sosial.
Baca juga: Istri Takut Saat Tahu Terjadi Inses ke Anak Pertama, Diancam Dibunuh Hingga Bantu Proses Lahiran
"Tega!! Bayi Dipaketkan ke Ojol untuk Diantar ke Masjid di Medan," demikian narasi yang tertulis dalam video tersebut, dikutip pada Kamis (8/5/2025).
Dalam video yang beredar itu, si ojol membawa paket berupa tas hitam.
Driver ojol mengaku bahwa diminta untuk mengantarkan paket sesuai titik antar yang telah ditentukan pelanggan.
"Dia hanya minta kirim barang, (terduga pelaku) ngomong 'bang nanti rumahnya di dekat masjid, atas nama P," kata driver ojol tersebut.
Saat dibuka, paket tersebut ternyata berisi bayi yang terbungkus selimut hijau.
Driver ojol pun kaget dan kembali menghubungi pengirim.
Namun saat dihubungi, nomor tersebut sudah tidak aktif.
Ternyata peristiwa yang terekam dalam video tersebut terjadi di Jalan Bilal, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut), pada Kamis pagi sekira pukul 08.00 WIB.
Ketua Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams), Agam Zubir, mengungkapkan driver ojol yang menerima paket tersebut bernama Muhammad Yusuf Ansari (35).
Sementara, nama pelanggan yang tertera di aplikasi ojol bernama Rudi. Lalu, pihak penerima paket tersebut berinisial P.
"Si driver mendapat orderan dekat SPBU Simpang Jalan Bilal yang akan diantar ke Jalan Ampera," ujar Agam.
Agam menuturkan sosok yang memberikan paket ke Yusuf adalah sepasang muda-mudi.
Dia mengatakan mereka langsung pergi ketika sudah menyerahkan paket berisi mayat bayi tersebut.
"Yang memberikan tas itu sepasang muda-mudi. Mereka langsung pergi naik angkot," ungkapnya.
Baca juga: Viral Hubungan Inses Ibu dan Anak di Bukittinggi, Kini Wali Kota yang Mengungkapnya Dipolisikan
Lalu, setibanya di titik pengantaran, Yusuf melihat seorang perempuan yang dikira penerima paket.
Namun, perempuan tersebut mengaku tidak merasa memesan paket.
"Karena titiknya sesuai. Dikira driver perempuan itu penerimanya. Jadi karena perempuan itu merasa tidak ada memesan paket, keduanya bingung," kata Agam.
Lalu, karena sama-sama bingung, Agam mengungkapkan bahwa Yusuf langsung menghubungi lagi nomor kontak yang tertera di aplikasi, tetapi sudah tidak aktif.
Selanjutnya, perempuan dan driver ojol itu langsung membuka tas tersebut yang ternyata berisi mayat bayi yang diselimuti kain sajadah berwarna biru.
Selain itu, kata Agam, terdapat pula sajadah di dalam tas tersebut.
Tak cuma itu, terdapat pula secarik surat yang bertuliskan 'Serahkan Saja Paket Ini ke Marbot Masjid'.
Terkuak Fakta Jasad Bayi yang Dikirim Pakai Ojol
Fakta baru terungkap terkait sebuah paket berisi jasad bayi yang diantar oleh driver ojek online (ojol) di Medan, Sumatra Utara (Sumut) pada Kamis (8/5/2025).
Ternyata, bayi tersebut merupakan hasil hubungan sedarah atau inses kakak beradik. Adapun pelaku laki-laki berinisial RD dan pelaku perempuan berinisial NH.
Kedua pelaku pun sudah diamankan oleh anggota Polrestabes Medan di sebuah indekos di Jalan Selebes Gang 7, Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan pada Jumat (9/5/2025) pagi.
"Pelaku diamankan di kos-kosan pada hari Jumat pagi," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, dikutip dari Tribun Medan.
Ferry menuturkan berdasarkan hasil penyelidikan, jasad bayi berjenis kelamin laki-laki itu adalah hasil hubungan sedarah RD dan NH.
Adapun, kata Ferry, NH mengandung bayi tersebut sejak Januari 2025. Kemudian, pelaku melahirkan bayi tersebut secara prematur dan tanpa bantuan tenaga medis.
"Diketahui hamil Januari 2025. Pengakuan si perempuan, dia melahirkan di Barak Tambunan Sicanang Belawan dengan cara lahiran sendiri dan membersihkan sendiri," jelas Ferry.
Setelah dilahirkan, Ferry mengatakan bayi tersebut itu sempat sakit pada Rabu (7/5/2025) dan dibawa ke RS Delima di kawasan Simpang Martubung.
Menurut diagnosa dokter, bayi tak berdosa tersebut kekurangan gizi lantaran lahir prematur.
Alhasil, NH diminta oleh dokter agar bayi itu dirawat di RS Pringadi Medan.
Hanya saja, pelaku takut karena tidak memiliki kelengkapan administrasi darah dagingnya tersebut.
Lalu, akibat tidak kunjung memperoleh penanganan medis, bayi tersebut pun meninggal dunia pada Rabu malam sekira pukul 23.00 WIB.
"Mau dibawa ke RS Pirngadi ibu bayi takut dikarenakan tidak ada data keluarga sehingga membawa bayi kembali ke Barak Tambunan Sicanang Belawan. Malam harinya, bayi meninggal tanggal 7 Mei 2025 sekira pukul 23.00 wib di Barak Tambunan Sicanang Belawan," kata Ferry.
Setelah itu, NH bersama RD membawa bayinya yang sudah meninggal tersebut ke sebuah hotel yang berlokasi di Kecamatan Medan Barat.
Barulah, pada Kamis (8/5/2025) sekira pukul 06.00 WIB, NH dan RD keluar dari hotel untuk kemudian memesan ojol.
Mereka meminta kepada driver ojol untuk mengirim paket yang ternyata berisi jasad bayi tersebut ke lokasi yang sudah ditentukan.
"Lalu diserahkan kepada driver Gojek di pinggir jalan untuk diantarkan ke lokasi tujuan." (*)
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Medan dengan judul "Pengirim Mayat Bayi ke Ojol Ternyata Abang Beradik, Diduga Anak Hasil Hubungan Sedarah"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Medan/Haikal Faried Hermawan/Fredy Santoso)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.