Berita Baubau
Tumpukan Sampah Jadi Salah Satu Penyebab Banyak Kasus Demam Berdarah di Baubau Sulawesi Tenggara
Tumpukan sampah jadi salah satu alasan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD terjadi di sejumlah wilayah di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara
Penulis: Harni Sumatan | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,BAUBAU - Tumpukan sampah jadi salah satu alasan penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD terjadi di sejumlah wilayah di Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Pengaykit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Baubau, Yuslina mengatakan tumpukan sampah, seperti plastik hingga ban bekas dapat menampung air ketika hujan turun.
Air dalam wadah-wadah bekas, atau genangan air lainnya menjadi sarang nyamuk berkembangbiak.
Apalagi memasuki musim penghujan, sangat disukai nyamuk aedes pembawa virus dengue. Sehingga kasus DBD biasanya meningkat.
“Disini kan, rata-rata area padat perkotaan serta di tengah kepadatan tersebut di beberapa titik terdapat timbunan sampah ataupun salah satunya genangan air atau lainnya, banyak kasus di sekitar lokasi rumahnya terdapat tumpukan sampah dan biasanya ada ban-ban bekas,” ungkapnya, Kamis (23/1/2025).
Ia mengungkapkan salah satu cara menekan angka DBD ialah dengan mengupayakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
Sehingga pihaknya selalu mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat sekitar.
Baca juga: Fogging Langkah Terakhir Basmi Nyamuk DBD, Dinas Kesehatan Ajak Warga Kendari Dahulukan 3M Plus
Mengenai jumlah kasus DBD tahun 2024 di Kota Baubau ada sebanyak 122 kasus, tidak jauh berbeda dengan tahun 2023 lalu yakni 123 kasus.
“Malah agak berkurang,” ujarnya.
Sementara kasus DBD banyak terjadi di daerah perkotaan dengan padat penduduk seperti Kecamatan Wolio yang memiliki sebanyak 38 kasus.
Di dikuti Kecamatan Murhum dengan 21 kasus, Batu Poaro 20 kasus, Betoambari 18 kasus, Kokalukuna 16 kasus, Bungi 7 kasus, Lea-Lea 1 kasus dan Sorawolio 6 Kasus.
Ia menjelaskan DBD merupakan penyakit yang berbasis lingkungan sehingga penyebarannya sesuai dengan kondisi lingkungan.
Sebab itu pihaknya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat mulai dari rumah masing-masing warga, RT dan RW sekitar.
Baca juga: Cara Mencegah dan Pertolongan Pertama Anak Terkena DBD Dibagikan dr Moh Afif Nashrullah di Kendari
“Selain genangan air untuk menyiram tanaman, biasanya juga ada di dispenser. Bagian penampungan air yang sering menjadi tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk, terdapat pula vas-vas yang mengandung air hingga tempat air minum burung,” jelasnya.
Sebab itu pihaknya mengimbau agar masyarakat dapat lebih menjaga kebersihan lingkungan yang dapat dimulai dari rumah masing-masing.
Fogging Langkah Terakhir Basmi Nyamuk DBD, Dinas Kesehatan Ajak Warga Kendari Dahulukan 3M Plus |
![]() |
---|
Polisi Ungkap Kronologi Salah Satu Korban Tersengat Listrik Tewas di Ulunggolaka Kolaka Sultra |
![]() |
---|
Santri Ponpes di Konsel yang Hilang Sempat DBD, Biaya Pengobatan Ditanggung Pemulung di Kendari |
![]() |
---|
Cara Mencegah dan Pertolongan Pertama Anak Terkena DBD Dibagikan dr Moh Afif Nashrullah di Kendari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.