Profil Annar Salahuddin Sampetoding Bakal Cagub Sulsel, Sulbar, Jejak Bisnis Nikel Sulawesi Tenggara

Berikut profil Annar Salahuddin Sampetoding, kandas calon Gubernur Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, tersangka uang palsu UIN Alauddin Makassar.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Aqsa
Facebook Annar Salahuddin Sampetoding
Berikut profil Annar Salahuddin Sampetoding, kandas calon Gubernur Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, tersangka uang palsu UIN Alauddin Makassar. Simak pula biodata dan sepak terjang sosok pengusaha yang memiliki jejak bisnis nikel di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sosok Annar Salahuddin Sampetoding merupakan Presiden Direktur Siner Group sekaligus Presiden Komisaris Sulwood Group. 

“Stasusnya sudah tersangka,” kata Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (28/12/2024).

Terkait peran Annar dalam kasus uang palsu UIN Alauddin, kata AKBP Reonald, selanjutya akan dirilis Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono.

Annar dikabarkan sempat ‘menghilang’ usai polisi membongkar pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar.

Penyidik Polres Gowa melayangkan surat panggilan pemeriksaan pertama terhadap ASS, namun pada Senin (23/12/2024) tak hadir.

Penyidik kemudian menyurati kantor imigrasi untuk mencegah 3 nama bepergian ke luar negeri, salah satunya Annar.

Polisi lalu kembali menyurati pengusaha ASS untuk menghadiri panggilan pemeriksaan.

Pada Kamis (26/12/2024) malam, Annar akhirnya memenuhi panggilan sekitar pukul 19.00 wita dengan didampingi dua pengacaranya.

Annar diperiksa hingga Jumat (25/12/2024) dinihari pukul 04.00 wita hingga akhirnya ditetapkan menjadi tersangka.

Dengan Annar Salahuddin Sampetoding, polisi sudah menetapkan 18 tersangka sindikat pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar.

Salah satu tersangka yakni Kepala UPT Perpustakaan Dr Andi Ibrahim.

Nama Annar pun sudah santer disebut-sebut seiring pengungkapan kasus tersebut.

Baca juga: Profil Andi Sumangerukka, Kekayaan Eks Pangdam, Pengusaha, Politisi Menang Pilgub Sulawesi Tenggara

Dia diduga adalah sosok pengusaha ASS yang dalam rilis kepolisian disebut mendanai atau menjadi investor pembelian mesin cetak.

Bahkan, kediaman pribadi ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar, Provinsi Sulsel, disebut menjadi lokasi awal percetakan uang palsu.

Sebelum akhirnya proses produksi dipindahkan ke Perpustakaan UIN Alauddin Makassar seiring kapasitasnya yang kian bertambah.

“Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar,” kata Irjen Yudhiawan pada Kamis, 19 Desember 2024.

“Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UIN), Gowa,” lanjutnya dalam konferensi pers pengungkapan kasus di Mapolres Gowa.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Irjen Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.

Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton tersebut, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

“Alat besar itu senilai Rp600 juta dibeli di Surabaya namun dipesan dari China,” jelasnya.

“Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa,” ujar Irjen Yudhi.

Dalam pengungkapan kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar, kepolisian menyita total 98 item barang bukti.

Polisi menyita surat berharga negara (SBN) dan sertifikat deposit Bank Indonesia (BI) palsu bernilai ratusan triliun rupiah.

Selain mesin cetak seharga Rp600 juta, adapula uang palsu senilai Rp446 juta.

Berdasarkan keterangan kepolisian, motif pelaku untuk mendapatkan uang dalam jumlah besar secara instan. 

Uang palsu juga digunakan untuk mendukung ambisi politik salah satu tersangka yang ingin mencalonkan diri sebagai calon bupati.

Profil dan Biodata Annar

Profil Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) adalah pengusaha kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Dia berdarah Toraja dari sang ayah, serta Mandar dari sosok ibunya.

Annar pun memiliki rekam jejak panjang di dunia bisnis hingga organisasi pengusaha tak hanya di Provinsi Sulsel, namun nasional.

Melalui grup usahanya Siner Group dan Sunwood Group, Annar merambah berbagai bidang usaha disejumlah daerah di Indonesia.

Perusahaan menggarap 3 sektor bisnis utama dengan kegiatan inti antara lain penanaman hutan, kelapa sawit, dan komoditas.

Sektor bisnis umum seperti agen properti, tour dan travel, pertukaran uang, keuangan, sumber daya, dan media digital.

Melansir laman resminya, Siner Group melalui PT Siner Reysen Utama bekerja sama dengan salah satu perusahaan.

Dalam penanaman saham pembangunan dan pengelolaan taman bermain terpadu di Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Siner Group juga mendirikan anak perusahaan yaitu Siner Finance hingga Siner Digital.

Perusahaan juga masuk dalam berbagai kegiatan sponsorship klub olahraga.

Bidang usaha trading (jual-beli) biji nikel di bawah naungan Siner Resources.

Biji nikel diperdagangkan bersumber dari Desa Morombo, Kecamatan Lasolo, Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra).

Namun Annar Salahuddin Sampetoding yang dikenal sebagai sosok pengusaha sukses dan ternama kini tersandung masalah hukum.

Dia menjadi tersangka kasus pabrik uang palsu UIN Alauddin Makassar.

Berikut selengkapnya biodata Annar Salahuddin Sampetoding yang dihimpun dari berbagai sumber:

Data diri
Nama: Annar Salahuddin Sampetoding
Pekerjaan: President Director of Siner Group, President Comissioner Sulwood Group

Riwayat organisasi
Ketua Kadin Sulsel Bidang Kehutanan dan Perkebunan (1989-1994)
Ketua Umum Perbasasi Sulsel (1993-1998)
Ketua Biro Koperasi dan Wiraswasta DPD Golkar Sulsel (1993-1998)
Ketua Kadin Sulsel Bidang Dana dan Usaha (1994-1998)
Wakil Ketua Dewan Pembina DPD Hippi Sulsel (1994)
Penasehat DPC Hippi Ujung Pandang (1994)
Ketua KONI Sulsel Bidang Dana dan Usaha (1994-1998)
Ketua Umum BPD Ardin Sulsel (1995-1999)
Wakil Bendahara ICMI Sulsel (1995-2000)
Wakil Presidium Pemuda Pancasila Sulsel (1996-2001)
Ketua Kadin Sulsel Bidang Kehutanan dan Perkebunan (1999-2004)
Ketua Harian Perbakin Sulsel (1999-2001)
Ketua Umum BPP ARDIN Indonesia (2000)
Ketua Harian Pengda Lemkari Sulsel (2001)
Ketua Umum Pemuda Pancasila Sulsel (2002-2007)
Wakil Ketua Kadin Bidang Kehutanan dan Perkebunan (2004-2009)
Waketum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia/APHI (2006-2011)
Ketua Komite Tetap Kadin (2008-2014)
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Koordinator Wilayah Indonesia Timur (2013-2016)
Ketua Umum Dewan Ekonomi Indonesia Timur (2016-sekarang).

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana Aswan, Tribun-Timur.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved