Viral Agus Buntung di Mataram Baca Mantra Sebelum Lakukan Pelecehan, Sempat Ditendang Korban

Terungkap hal lain terkait kasus rudapaksa yang dilakukan oleh seorang disabilitas bernama Agus Buntung di Mataram.

Kolase TribunnewsSultra.com
KOLASE- Terungkap hal lain terkait kasus rudapaksa yang dilakukan oleh seorang disabilitas bernama Agus Buntung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).  Dari pengakuan pihak korban disebutkan bahwa Agus sempat membaca mantra sebelum melakukan pelecehan.  Bahkan ia juag sempat menendang korban saat berteriak.  Namun korban tak terus diam, ia berusaha menangkal mantra dari Agus Buntung dengan ayat kursi/Ilustrasi 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Terungkap hal lain terkait kasus rudapaksa yang dilakukan oleh seorang disabilitas bernama Agus Buntung di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Dari pengakuan pihak korban disebutkan bahwa Agus sempat membaca mantra sebelum melakukan pelecehan. 

Bahkan ia juag sempat menendang korban saat berteriak. 

Namun korban tak terus diam, ia berusaha menangkal mantra dari Agus Buntung dengan ayat kursi. 

Seperti diketahui, saat ini kasus Agus Buntung begitu viral di media sosial

Agus dituduh melakukan pelecehan hingga rudapaksa kepada sejumlah wanita. 

Berjalannya waktu, laporan korban Agus semakin banyak. 

Baca juga: Kasus Viral Agus Tanpa Tangan Dituduh Rudapaksa Mahasiswi, Korban Lain Bermunculan, Kronologi, Fakta

Salah satu pendamping korban, Andre Safutra, mengatakan, tersangka I Wayan Agus Suartama (21) alias Agus Buntung mengucapkan jampi-jampi atau mantra saat hendak melakukan dugaan pelecehan terhadap korbannya. 

Pelecehan yang terjadi di salah satu homestay pada Oktober 2024 itupun viral di media sosial

Dari penuturan Andre, Agus menakuti korban yang hendak berteriak. 

Ia mengancam korban, jika berteriak maka dirinya akan dinikahkan warga. 

Kondisinya saat itu, korban sudah tak mengenakan pakaian. 

Agus beraksi menggunakan kakinya karena kedua tangannya tak ada. 

"Pelaku pakaiannya dibukakan korban. Leging dibuka pelaku, bukan korban. Caranya pelaku menggunakan jari kakinya," kata Andre, Rabu (5/12/2024).

Namun korban terus menolak dan memberontak sebelum Agus beraksi. 

Bahkan korban berteriak dan menendang Agus. 

Caranya adalah korban sempat menendang dan berteriak.

"Korban didorong oleh pelaku sehingga korban terbaring di kasur. Setelah itu korban menolak dengan gestur mengarahkan kaki korban ke badan pelaku, kayak menendang. Dia menolak untuk disentuh badannya," ujar Andre.

Meski sudah melawan, kata Andre, korban mengaku tak berdaya karena terus diancam. 

Baca juga: Dosen PA soal Agus Buntung, Sebut Sering Bikin Ulah, Tak Kaget saat Tahu Mahasiswanya Kena Kasus

Pada saat itu lah Agus disebut mengucapkan mantra dan dibalas menggunakan ayat kursi oleh korban. 

"Korban menoleh ke arah kanan. Setelah korban menoleh, korban mendengar pelaku membaca sebuah jampi-jampi atau mantra." 

"Kemudian (korban) melawan dengan membaca ayat Kursi, beberapa kali korban membaca ayat Kursi sembari melihat ke kanan, tidak melihat wajah (pelaku)," ungkap Andre.

Agus Buntung Disebut Kerap Bawa Perempuan ke Homestay

Dirkrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat menyampaikan, berdasarkan keterangan pihak homestay, Agus sering membawa perempuan yang berbeda. 

"Dari keterangan karyawan dan pemilik homestay memang si pelaku ini selain membawa korban yang melapor ke kita, juga pernah membawa perempuan (lain)," katanya, Kamis (5/12/2024).

Karyawan homestay mengaku melihat Agus membawa empat perempuan berbeda ke penginapan tersebut.

Sementara pemilik homestay mengatakan, Agus, membawa lima orang yang berbeda. 

"Kalau pemilik homestay itu ada lima orang berbeda yang dibawa oleh pelaku," ungkapnya.

Syarif menduga, pelaku membawa para korbannya ke homestay yang sama karena merasa nyaman dengan tempat tersebut.

Agus melancarkan aksinya pada korban pertama yang melapor dan korban kedua dalam waktu yang berdekatan yakni di bulan Oktober 2024.

"Yang tiga (korban) sekitar tahun 2024," imbuhnya.

Agus Kerap Buat Ulah di Kampus 

Selain di lingkungannya, Agus diduga juga kerap membuat ulah di kampusnya. 

Dosen pembimbing akademiknya, I Made Ria Taurisia Armayani mengaku dirinya pernah dilaporkan Agus ke Dinas Sosial (Dinsos).

Ria dituduh tidak menginginkan yang bersangkutan untuk kuliah.

Padahal menurutnya, dirinya tidak pernah melakukan hal tersebut.

"Agus ini berbohong. Saya selaku dosen PA dianggapnya tidak menginginkan dia kuliah padahal tidak dalam cerita konteks itu," jelasnya, Selasa (3/12/2024). 

Ulah Agus itu bermula dari tunggakan Uang Kuliah Tunggal (UKT). 

Agus menunggak bayar UKT meski dirinya merupakan penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K).

Ria sebagai dosen pembimbing pun mencoba membantu dengan membuka kembali sistem pembayaran yang sudah ditutup agar Agus bisa melakukan pembayaran. 

Sistem tersebut dibuka selama tiga hari oleh Ria. 

Namun, dalam kurun waktu tersebut, Agus Buntung tidak kunjung membayar UKT.

"Saya telepon ibunya ataupun Agus selama tiga hari waktu itu. Ternyata, tidak ada upaya dari AG maupun ibunya untuk membayar," jelasnya.

Kemudian, Agus Buntung justru meminjam uang ke Ria untuk membayar UKT.

Hanya saja, Ria enggan untuk meminjamkan karena dinilai percuma lantaran sistem pembayaran sudah ditutup kembali.

Akibatnya, Agus Buntung pun tidak bisa kembali membayar UKT dirinya.

Dari permasalahan inilah, Agus Buntung justru melaporkan Ria ke Dinsos.

Ria menjelaskan beasiswa yang diterima Agus Buntung tidak dipergunakan dengan semestinya.

Setiap tahunnya, Agus Buntung menerima uang beasiswa sebesar Rp 13 juta.

"Sedangkan dia membayar UKT Rp 900.000 per semester," kata Ria.

Tak sampai di situ, Ria juga menyebut Agus Buntung kerap memanipulasi absensi kuliah.(*)

(Tribunnews.com/Milani/Seno Tri S) (TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved