Debat Pilkada Konawe
Paslon HADIR Dicecar Soal Program 'Kota Padi' saat Debat Pilkada Konawe, Rusdianto Utamakan Kalosara
Harmin Ramba-Dessy Indah Rachmat paparkan konsep 3 kawasan cepat tumbuh dan Kota Padi sebagai branding kebijakan saat debat terakhir Pilkada Konawe.
Penulis: Annisa Nurdiassa | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Paslon nomor 3 Pilkada Konawe, Harmin Ramba - Dessy Indah Rachmat paparkan konsep tiga kawasan cepat tumbuh dan Kota Padi sebagai branding kebijakan.
Disampaikan saat debat kedua Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (23/11/2024).
Tepatnya di segmen kedua dan ketiga yaitu segmen pendalam visi misi. Pasangan akronim HADIR ini mendapat subtema, pembangunan berkelanjutan dan instruktur wilayah.
Pertanyaan dibacakan moderator kemudian ditanggapi 2 pasangan calon.
Yaitu Paslon nomor urut 1, Yusran Akbar - Syamsul Ibrahim, dan nomor urut 2, Rusdianto - Fachry Pahlevi Konggoasa.
Baca juga: Fokus Infrastruktur Konawe, Paslon YA-SYAM Bakal Bangun Irigasi hingga Perbaiki Jalan Routa-atoma
Pertanyaan pertama terkait upaya memastikan pengelolaan sektor pertanian, perkebunan dan pertambangan Konawe dapat berjalan dan tumbuh berkeseimbangan demi keberkelanjutan pembangunan.
Menjawab pertanyaan tersebut Harmin Ramba mengatakan, sesuai visi misi paslon HADIR ia telah membagi tiga wilayah disebut kawasan cepat tumbuh.
"Berbicara soal pembangunan berkelanjutan memang perlu suatu keseimbangan. Pengelolaan sumber daya alam kita, dengan lingkungan dan manusianya."
"Makanya visi misi, kami membagi tiga wilayah disebut kawasan cepat tumbuh, agar tidak tercampur aduk pertanian, pertambangan dan lainnya," kata Harmin
Dikatakan salah satu contoh kawasan cepat tumbuh yaitu Unaaha difokuskan sektor pertanian.
Sehingga tidak boleh ada perizinan pertambangan di wilayah tersebut. Sama halnya Routa, kawasan cepat tumbuh pertambangan, yang tidak boleh dijadikan kawasan pertanian.
Mendapat kesempatan memberikan tanggapan, Yusran Akbar mengatakan perlunya koordinasi pemerintah daerah, provinsi dan pusat.
Baca juga: Paslon Bupati Konawe Nomor Urut 2 RD-FPK Singgung Bangunan Aset Pemerintah Tak Terawat Masih Kumuh
Terkait kebijakan rencana tata ruang dan wilayah, khususnya dalam bidang pertambangan.
"Saya mau tanggapi khususnya dalam pertambangan ada golongan a, b dan c dan itu tidak dikeluarkan izinnya bupati dan sudah ditetapkan kementerian ESDM."
"Perlu ada sinkronisasi terhadap daerah kabupaten, provinsi dan pusat, membuat kebijakan rencana tata ruang dan wilayah," jelas terang calon Bupati Konawe nomor urut 1.
Tanggapan Yusran tersebut kemudian, disepakati Harmin Ramba. Mesti ada juga rencana detail tata ruang (RDTR).
"Sepakat masukan nomor 1, penataan ruang itu penting dan yang paling terpenting harus ditambah rencana detail tata ruang (RDTR), untuk menjaga keseimbangan antar pengelolaan kawasan."
"Pasangan nomor urut 3 sudah membagi wilayah, saat saya menjadi Pj Bupati Konawe, sudah menghasilkan RDTR Routa itu adalah salah satu produk kami."
"Artinya kami punya keseriusan menangani terkait kawasan" Kata HR kembali menanggapi.
Masih di segmen 3 tentang pendalaman visi misi dan program paslon, HADIR mendapat pembasahan terkait strategi dan langkah konkret mendorong kebudayaan di daerah.
Sebagai salah satu modal dasar dalam pembangunan Konawe kedepannya.
"Di bidang sosial budaya kami siapkan pembangunan museum budaya, sebagai referensi generasi kita untuk mengetahui peradaban suku tolaki di masa lalu dan masa sekarang"
"Selanjutnya pemeliharaan situs-situs budaya suku tolaki, pelestarian Kalosara sebagai simbol pemersatu kota, dan pemberian brand budaya setiap Kecamatan atau wilayah berdasarkan history peradaban suku tolaki.
Baca juga: Giliran Ruksamin Minta Andi Sumangerukka Jadi Staf Ahlinya Jika Jadi Gubernur, Tertawa Ngakak Bareng
"Lalu festival budaya tolaki baik nasional maupun internasional, dan kerjasama antar suku dan budaya yang ada di Konawe," Ucap Dessy menjawab pertanyaan pada subtema sosial budaya.
Selanjutnya ditanggapi paslon nomor urut 2 dan 1.
"Perjalanan sejarah peradaban suku tolaki sampai di era modern saat ini Konawe dari dulu sampai sekarang adalah Kota Kalosara."
"Saya kira dari seluruh tokoh-tokoh adat budaya Konawe saat ini tidak ada yang menerima jika Paslon HADIR merubah Konawe 'Kota Kalosara' menjadi 'Kota Padi," ucap Cabup nomor urut 2 Rusdianto.
Sementara Yusran Akbar mengatakan keberagaman suku di Konawe adalah kearifan lokal perlu dijaga dan ditingkatkan, salah satunya melalui produk makanan khas.
"Di Konawe ini ada banyak suku, bukan cuma suku Tolaki. Tetapi ada Jawa, Bugis, Bali dan banyak suku lainnya."
"Menurut kami ada sinergi antara semua stakeholder, semua suku, di mana kita meningkatkan kearifan lokal budaya."
"Mengenai makanan khas budaya kita karena kita memperkenalan kepada dunia luar dan di desa desa kita, yang masih ada situs situs budaya kita akan tingkatkan," kata Yusran .
Terakhir, menanggapi kembali tanggapan tersebut, memberikan penjelesan terkait Kota Padi.
Baca juga: ASR 2 Kali Elus Pundak Hugua Saat Ihsan Pendamping Tina Mengaku Tak Dengar Pertanyaan, Minta Ulangi
"Yang dimaksud kota padi dari awal diskusi kita kemarin, sudah kita sampaikan padi itu adalah brand kebijakan bukan untuk mengganti kota Kalosara menjadi kota padi."
"Bedakan branding kebijakan, padi itu adalah pusat agrikultur dan industri."
"Jadi jangan kita mempolemikkan seakan-akan kami mau mengganti budaya Tolaki."
"Sekali lagi saya ulangi supaya kita jangan gagal paham padi itu adalah pusat agrikultur dan industri branding kebijakan pasangan HADIR," jelas Harmin menanggapi pertanyaan Paslon nomor urut dua.
"Menanggapi paslon nomor urut 1, saya kira itu bagian yang tidak lepas dari program kami," tutup Harmin Ramba. (*)
(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.