Debat Pilkada Sultra
Tina dan Lukman Sepakat Pengelolaan Tambang Sulawesi Tenggara Sebagian Dialihkan ke Masyarakat Adat
Pasangan calon (paslon) Gubernur Sultra, Tina-Ihsan mencecar Lukman Abunawas-Laode Ida mengenai kerusakan lingkungan akibat pertambangan.
Penulis: Sugi Hartono | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA,KENDARI- Pasangan calon (paslon) Gubernur Sultra, Tina-Ihsan mencecar Lukman Abunawas-Laode Ida mengenai kerusakan lingkungan di Sulawesi Tenggara akibat pertambangan.
Pertambangan pada Debat Pilkada 2024 di putaran ketiga ini menjadi isu sentral karena berkaitan dengan tema yakni kerusakan lingkungan.
Tina Nur Alam mengatakan kontribusi pertambangan terhadap ekonomi Sulawesi tenggara berkisar pada 21,44 persen.
Hanya saja 50 ribu orang di Sulawesi Tenggara, masih menganggur termaksud masyarakat adat di lokasi sekitar pertambangan.
"Pak lukman sebagai orang Tolaki, bagiamana tanggapan bapak terhadap kerusakan lingkunganan yang dihadapi oleh masyarakat ada tolaki dan masyarakat adat lainnya di Sultra akibat adanya praktek pertambangan ilegal. Contohnya prakter penggunaan dokumen terbang," tanya Tina dalam Debat Pilkada ketiga yang digelar Sabtu (23/11/2024).
Lukman Abunawas mengatakan kalau sektor pertambangan merupakan salah satu sektor unggulan di Sultra.
Dari 17 Kabupaten Kota, Konawe Utara merupakan daerah yang memiliki ore nikel yang paling tinggi.
Baca juga: Laode Ida Cecar Paslon No 2 soal Kerusakan Akibat Tambang Sultra, ASR: Jangan Salahkan Pengusaha
Hanya saja, masalahnya, pengelolaan tambang saat ini tak lagi berwawasan lingkungan.
Selain itu banyaknya penambang ilegal yang bermain dengan aparat berkaitan dengan ijin maupun dokumen.
"Saya mendukung konsep Mentri ESDM sekarang pak Bahlil, sebagian tanah-tanah adat, diserahkan kepada tokoh-tokoh adat dikelola bersama sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkatkan pendapatan. Sekaligus pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan dan taat hukum," ujar Lukman.
Menanggapi itu, Tina tidak menyanggah pernyataan Lukman Abunawas.
Ia hanya memberikan beberapa tambahan pernyataan mengenai isu pertambangan ini.
Termasuk dampak kerusakan lingkungan terhadap ancaman kekerasan kepada perempuan dan anak.
"Perempuan sering kali menjadi kelompok yang paling dirugikan. Penting bagi kita, untuk mempertimbangkan presespsi gender dalam pelaksanaan proyek pertambangan," katanya.
Untuk itu, ke depan, Tina Ihsan akan mendorong praktek pertambangan yang akan memberdayakan masyarakat adat.
Baca juga: Lukman Abunawas Garap Kampung Hugua, Minta Warga Wakatobi Sulawesi Tenggara Jangan Salah Pilih Cagub
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.