Debat Pilkada Sultra
Saat ASR Silakan Hugua Tanya Ruksamin, Cagub 01 Sempat Tarik Sjafei, Namun Akhirnya Dia Menjawabnya
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua, pasangan Andi Sumangerukka, bertanya kepada paslon Ruksamin dan Sjafei Kahar.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Aqsa
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Hugua, pasangan Andi Sumangerukka, bertanya kepada paslon Ruksamin dan Sjafei Kahar.
Mantan Bupati Wakatobi tersebut menanyakan penanganan pascatambang kepada calon nomor urut 1 tersebut.
Pertanyaan dilontarkan Hugua saat sesi tanya jawab debat kandidat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Sultra 2024 disalah satu hotel berbintang di Kota Kendari, pada Sabtu (23/11/2024) malam.
Awalnya, ASR tampak mempersilakan calon wakil gubernurnya itu untuk bertanya kepada Ruksamin-Sjafei.
Hugua pun awalnya menatap Ruksamin, keduanya pun tampak sama-sama tertawa, begitupun ASR dan Sjafei.
“Makasih. Bijaksana sekali pak gubernur saya ini,” kata cawagub nomor urut 2.
Menurut Hugua, salah satu pendapatan negara adalah pertambangan, namun dia memperkirakan 15 tahun lagi akan habis.
Baca juga: ASR 2 Kali Elus Pundak Hugua Saat Ihsan Pendamping Tina Mengaku Tak Dengar Pertanyaan, Minta Ulangi
Kemudian, pada tahun 2045 akan ada dekabornisasi, sehingga harus mendorong energi hijau atau industri hijau.
“Andai kata anda jadi gubernur, bagaimana mensiasati ini jika tambang kita sudah habis,” tanya Hugua yang langsung ditimpali Ruksamin dengan kalimat ‘pasti’.
Momen inipun kembali membuat mereka sama-sama tertawa.
Setelah Hugua menyelesaikan pertanyaan, Ruksamin mempersilakan wakilnya Sjafei Kahar.
Dia tampak memegang lengan kanan Sjafei dan menariknya maju ke podium.
Tapi Sjafei kemudian tampak mempersilakan Ruksamin untuk menjawab pertanyaan Hugua.
Ruksamin pun menjelaskan karena kewenangan terbatas pengawasan, maka hal ini perlu dikoordinasikan dengan kementerian terkait, baik kementrian lingkungan hidup, maupun kehutanan.
Seperti halnya saat rapat bersama kementrian investasi, dia menyampaikan dirinya tidak melarang untuk melakukan penambangan.
Namun, kementrian terkait tidak boleh menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) selanjutnya sebelum para penambang tersebut melakukan reklamasi lahan.
“Pada saat rapat bersama Kementrian Investasi, saya berbicara seperti ini, kami tidak melarang orang untuk menambang, silahkan menambang setiap hari, karena itu untuk kesejahteraan,” katanya.
“Namun tolong kementrian terkait jangan berikan RKAB selanjutnya sebelum dia melakukan reklamasi apa yang sudah dia tambang,” jelasnya menambahkan.
Ruksamin menyampaikan koordinasi ini perlu agar tercipta komunikasi yang baik antara daerah dengan kementerian maupun dengan lembaga penegakan hukum.
Setelah reklamasi itu terjadi dan tumbuh, tidak akan hanya berhenti sampai disitu, tetapi harus disertifikatkan karbonnya, untuk menyejahterakan masyarakat Sulawesi Tenggara.
“Kalau itu bisa kita kelola dengan baik, Eropa akan membayar itu barang, seperti Kalimantan Timur saat ini,” ujarnya.
Baca juga: Ihsan Minta Tips Andi Sumangerukka Punya Lahan Tambang dan Jadi Pemilik, ASR Tertawa, Bilang Gampang
“Dari gambut saja mereka bisa dapatkan hingga 500 miliar, dan Insyaallah kalau saya jadi gubernur akan saya lakukan,” kata Ruksamin menambahkan.
Sementara, Hugua, menanggapi jawaban tersebut menyebut strategi pascatambang yang dimaksud adalah harus ada upaya exit srategy, seperti halnya di negara-negara timur tengah.
Saat tambang mereka habis maka ada shifting atau perubahan, seperti exit strategy untuk menjangkau 10 tahun ke depan.
“Kalau kami jadi gubernur pastinya InsyaAllah, kami akan mengarahkan exit strategy untuk kembali pada sektor perikanan, hingga pariwisata,” jelas Hugua.
Menurutnya, walaupun sumber daya alam (SDA) sudah habis, pariwisata yang ada di Sultra, mulai dari laut, pantai, gunung, sungai dan danau, akan tetap ada dan menjadi potensi daerah ini.
“Jadi shiftingnya kembali ke industri lain seperti perikanan, pertanian, pariwisata dan industri kreatif, dan juga kita bicara ecotourism, karena tambang sudah tidak ada bos.,” ujarnya.
“Jadi apa yang anda maksud tadi sudah oke, saya tambahkan sebagai gubernur jadi,” kata Hugua.
Baca juga: Lukman Abunawas Cecar Banjir Konawe Utara, Ruksamin Balas Koreksi, Kenang Bencana 5 Tahun Silam
Terkait pengembangan wisata, Ruksamin menyebut di tahun 2016 setelah dirinya menjadi Bupati Konawe Utara, yang pertama dimunculkan adalah obyek wisata Pulau Labengki.
Menurutnya, saat itu Labengki belum pernah ada sejarahnya memiliki wisata.
Sehingga, saat dia menjadi bupati, pihaknya menyiapkan wisata tersebut untuk mengontrol pertambangan yang ada di Konawe Utara.
Pada tahun 2019 lalu, ia juga pernah mencoba menggelar Festival Bajo Internasional, namun terkendala pandemi Covid-19.
Sehingga, wisata yang ada di Taipa, yang kenudian dikembangkan sampai melakukan upacara di tengah laut saat peringatan ulang tahun Kabupaten Konawe Utara.
“Saya laksanakan upacara di tengah laut saat itu, dan abang hadir pada saat itu. InsyaAllah akan lebih gila lagi kalau saya jadi Gubernur Sultra,” jelas Ruksamin.(*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
ASR 2 Kali Elus Pundak Hugua Saat Ihsan Pendamping Tina Mengaku Tak Dengar Pertanyaan, Minta Ulangi |
![]() |
---|
Ihsan Minta Tips Andi Sumangerukka Punya Lahan Tambang dan Jadi Pemilik, ASR Tertawa, Bilang Gampang |
![]() |
---|
Sjafei Pijat Ruksamin Sebelum Minta Saran Lukman Soal Pulau Wawonii Jika Dirinya Gubernur, Reaksi LA |
![]() |
---|
Lukman Abunawas Cecar Banjir Konawe Utara, Ruksamin Balas Koreksi, Kenang Bencana 5 Tahun Silam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.