Seven Wonders Sultra
Jajal Panorama Hutan Mangrove Buton Utara Dihuni Beragam Satwa Liar, Akses Wisata Modal Rp 200 Ribu
Berikut ini menjajal panorama hutan mangrove Buton Utara Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dihuni beragam satwa liar.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini menjajal panorama hutan mangrove Buton Utara Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dihuni beragam satwa liar.
Akses menuju destinasi wisata unggulan yang masuk dalam Seven Wonders Sultra ini hanya membutuhkan modal ratusan ribu saja.
Penasaran seperti apa keunikan hutan mangrove yang terluas dan terbesar di Indonesia ini?
Untuk diketahui, hutan mangrove memiliki manfaat tersendiri dalam sebuah wilayah.
Keberadaan hutan mangrove ini dapat menjaga ekosistem perairan, mencegah erosi dan abrasi pantai, hingga mencegah intrusi air laut.
Tak hanya itu, hutan ini juga menjadi sumber makanan dan tempat hidup satwa.
Itulah sebabnya, hutan mangrove yang berada di Buton Utara ini dihuni oleh beragam satwa liar.
Baca juga: Mengenal Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara, Tertua di Indonesia, Spot Wisata
Destinasi wisata ini tak hanya menjadi sasaran para pelancong namun sangat cocok untuk mengedukasi para generasi muda tentang keanekaragaman keindahan di Buton Utara.
Lantas di mana lokasi hutan mangrove di Buton Utara ini?
Letaknya berada di wilayah utara, Buton.
Karena wilayahnya yang begitu luas, hutan mangrove ini masuk dalam tiga Desa Wisata yakni Desa Koepisino Kecamatan Bonegunu, Desa Waodeburi Kecamatan Kulisusu Utara, dan Desa Langere Kecamatan Bonegunu.
Untuk bisa menjangkau lokasi wisata ini, dapat ditempuh dengan dua jalur.
Misalnya jalur laut dengan menuju Desa Wisata Langere, menjadi salah satu jalur yang disarankan.
Dari sini, Anda dapat menaiki perahu penumpang yang sudah tersedia di Pelabuhan Ereke, Kecamatan Kulisusu dengan membayar Rp 20 ribu saja per orangnya.
Untuk akses jalur darat, tidak begitu disarankan.
Karena kondisi jalan yang belum sepenuhnya beraspal, sebagian masih dalam proses pengerasan.
Sementara jika Anda beranjak dari Kota Kendari, tentu perjalanan bisa dimulai dengan menuju Buton Utara.
Di mana, Anda akan menyeberangi lautan dari Pelabuhan Amolengo.
Ataupun bisa juga melalui jalur darat ke Konawe Selatan, dilanjutkan dengan kapal penumpang, kemudian diteruskan jalur darat ke Buton Utara.
Sementara, jika dari Kota Baubau ke Buton Utara, bisa melalui jalur darat yang ditempuh sekira 4 jam 29 menit.
Secara keseluruhan Anda membutuhkan biaya mulai Rp 200 ribu untuk bisa menjajal destinasi ini.
Baca juga: Pulau Padamarang Kolaka Sulawesi Tenggara Punya Beragam Spot Wisata, Rekomendasi Liburan Akhir Tahun
Tergantung dari akses transportasi, hingga durasi perjalanan yang Anda lalui.
Keunikan Hutan Mangrove Buton Utara
Keunikan hutan mangrove Buton Utara ini begitu eksotis dengan banyaknya satwa liar yang ada di dalamnya.
Saat Anda sudah mulai memasuki kawasan hutan tersebut, suara-suara hewan akan terdengar merdu menyambut.
Nuansa ketenangan dan kesejukan begitu terasa.
Bagaimana tidak, sebagian besar area mangrove ini masuk dalam kawasan Hutan Lindung.
Ada beberapa jenis mangrove dan vegetasi di dalamnya.
Satwa seperti burung, kepiting penyu hingga buaya muara ada di sini.
Baca juga: Mengenal Benteng Liya Togo, Destinasi Wisata Sejarah Wangi-Wangi Selatan Wakatobi Sulawesi Tenggara
Bahkan di kawasan ini terdapat hewan endemik dan langka yakni Anoa yang menjadi salah satu identitas Sulawesi Tenggara.
Selain eksotis dan penuh kehidupan alam liar, kawasan mangrove ini tak terlepas dari kehidupan masyarakatnya.
Anda tentu bisa menyaksikan langsung aktivitas para warga yang sebagian besar adalah nelayan.
Ada yang menangkap kepiting, melakukan budi daya rumpu laut, hingga menjaring udang.
Penginapan
Di hutan mangrove ini masih sangat alami, belum ada bangunan untuk keperluan wisata seperti homestay, dan fasilitas pendukung lainnya.
Namun, Anda masih bisa menjelajahi hutan mangrove ini dengan menyewa perahu nelayan.
Sementara untuk penginapan, Anda bisa menginap di rumah-rumah warga setempat.
Soal tarifnya bergantung komunikasi dengan si pemilik kapal dan rumah tersebut.
Baca juga: Menparekraf Diving di Desa Wisata Labengki Konut hingga Serahkan Penghargaan 50 Besar ADWI 2024
Tentang Hutan Mangrove di Kabupaten Buton Utara
Luas kawasan hutan mangrove 17.183,86 hektare.
Luas kawasan mangrove berdasarkan wilayah administrasi Kabupaten Buton Utara, Kecamatan Kulisusu 9.297,85 hektare.
Kecamatan Kulisusu Barat 1.767,75 hektare, Kulisusu Utara 1.657,91 hektare, Kecamatan Bonegunu 9.297,85 hektare.
Luas hutan mangrove di luar kawasan hutan tersebar di enam kecamatan seluas 2.018,67 hektare.
Luas kawasan hutan mangrove berdasarkan fungsinya, hutan lindung inti 7.048,01 hektare, hutan lindung pemanfataan 8.117,18 hektare.
Di dalam hutan mangrove ini terdapat Muara Kali Laea, Pulau Kapola, Desa Loji, Desa Kalibu, Pulau Kelelawar, Tambelatari, Pulau Laa Ogo, Pulau Wakocupa, Pulau Witamemea.
Untuk pelaksanaan peremajaan rehabilitasi di dalam kawasan 77 hektare dan di luar kawasan385 hektare. (*)
(TribunnewsSultra.com)
Mengenal Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Sulawesi Tenggara, Tertua di Indonesia, Spot Wisata |
![]() |
---|
Pulau Padamarang Kolaka Sulawesi Tenggara Punya Beragam Spot Wisata, Rekomendasi Liburan Akhir Tahun |
![]() |
---|
Mengenal Benteng Liya Togo, Destinasi Wisata Sejarah Wangi-Wangi Selatan Wakatobi Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
Suasana Wisata Pantai Wale Konawe Utara Sulawesi Tenggara, Ada Kali Indah Cocok untuk Memancing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.