Video Viral di Kendari

Cerita Versi Keluarga dan Rumah Sakit Soal Video Viral Pasien Keluhkan Layanan RS Bahteramas Kendari

Inilah cerita versi keluarga dan rumah sakit soal video viral pasien keluhkan pelayanan RS Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
handover
Inilah cerita versi keluarga dan rumah sakit soal video viral pasien keluhkan pelayanan RS Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sebelumnya, beredar video viral tangis dan amuk keluarga pasien meninggal dunia keluhkan pelayanan di RS Bahteramas. Di mana, video berdurasi 2 menit 44 detik tersebut viral menyusul unggahan akun Facebook Rahma***** yang disebut merupakan salah satu kerabat dari sang pasien. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah cerita versi keluarga dan rumah sakit soal video viral pasien keluhkan pelayanan RS Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Sebelumnya, beredar video viral tangis dan amuk keluarga pasien meninggal dunia keluhkan pelayanan di RS Bahteramas.

Di mana, video berdurasi 2 menit 44 detik tersebut viral menyusul unggahan akun Facebook Rahma***** yang disebut merupakan salah satu kerabat dari sang pasien.

Sosok pasien yang berasal dari Desa Lambangi, Kolono Timur, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sultra, tersebut meninggal dunia, pada Senin (7/10/2024).

“Astaghfirullah,,, sudah 1 minggu dirujuk belum ada dokter,,, Entah kenapa ini pelayanan di RS Bahteramas,” tulis pengunggah menyertai unggahan video viral tersebut.

Pemilik Facebook Rahma yang dikonfirmasi TribunnewsSultra.com membenarkan peristiwa dalam video yang viral tersebut.

Sosok pasien dalam video tersebut merupakan kerabatnya, sementara pria yang melampiaskan unek-uneknya adalah kakaknya.

Baca juga: Video Viral Tangis-Amuk Keluarga Pasien Meninggal Keluhkan Layanan RS Bahteramas Kendari, Kata Dirut

Rahma mengaku keluarganya merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Kolono karena mengalami sesak napas.

"Pasien rujukan kasihan penyakitnya sesak napas. Dia masuk rumah sakit itu hari Kamis," katanya saat dikonfirmasi melalui telepon.

Ia mengatakan sejak pertama masuk, keluarganya itu hanya pendapat penanganan medis dari perawat bukan dari dokter.

Keluarga juga sudah meminta agar segera ditangani dokter.

Namun selama enam hari di rumah sakit, dokter tak memberikan penanganan hingga pasien kritis dan meninggal dunia Senin (7/10/2024) pagi.

"Jadi selama enam hari hanya perawat saja datang lihat, tidak ada dari dokter yang tangani," ujarnya.

Keluarga sempat akan membawa pasien pulang untuk dirawat di kampung halaman.

Baca juga: RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara Diadukan ke Ombudsman Dugaan Inprosedural Operasi Angkat Rahim

Namun perawat rumah sakit melarang dengan alasan menunggu ditangani dokter.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved