Berita Sulawesi Tenggara
Dianggap Tak Peduli Tragedi 26 September Berdarah, Ini Kata Ketua BEM UHO Kendari Sulawesi Tenggara
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari, Defrian menyikapi tragedi 26 September Berdarah.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Halu Oleo (UHO) Kota Kendari, Defrian dianggap tidak aktif menyikapi isu-isu kemanusiaan.
Termasuk tragedi 26 September Berdarah atau disebut Sedarah yang menewaskan dua mahasiswa, Yusuf dan Randi saat melakukan aksi unjuk rasa di DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2019 silam.
Menanggapi hal itu, Ketua BEM UHO Kendari, Defrian mengaku tidak tinggal diam untuk mengawal tragedi Sedarah itu.
Sejauh ini, Defrian menyebut sementara membahasnya di internal BEM UHO.
Meski sebelumnya, dirinya sempat disomasi sejumlah mahasiswa UHO.
"Saya baru dapat infonya (soal somasi) kak," balasnya melalui pesan WhatsApp, Senin (9/9/2024) malam, sekira pukul 23.08 WITA.
"Tetap tidak akan diam, kita akan bertindak, sejauh ini masih dikomunikasikan dengan teman-teman internal," kata Defrian saat dihubungi TribunnewsSultra.com, Selasa (10/9/2024).
Baca juga: BEM UHO Kendari Ajak Masyarakat Tentang RUU Pilkada Baleg DPR Usai Putusan MK: Lecehkan Konstitusi
Somasi itu dilayangkan oleh mantan calon Ketua BEM, Jafir Halim bersama 200 mahasiswa UHO lainnya.
Jafir Halim mengatakan, tidak ada undangan diskusi kepada teman mahasiswa dari tingkat fakultas hingga jurusan.
"Padahal tragedi 26 September ini adalah tragedi yang sangat mengerikan di negara demokrasi," katanya kepada TribunnewsSultra.com, Senin (09/09/2024).
"Lalu saya komparasikan dengan kasus pelanggaran HAM lainnya. Kita mengenal Munir, Marsinah, Wiji Tukul tapi kenapa kita melupakan Randi dan Yusuf?," tambah dia.
Selain itu menurut Jafir, presiden mahasiswa (presma) UHO selama menjabat kurang lebih 9 bulan tidak turut andil dalam menyoal isu kemanusiaan.
"Seperti kasus dipenjaranya orangtua di Torobulu (Konawe Selatan) dan isu-isu nasional lainnya, serta isu komersialisasi pendidikan di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: Jumlah Mahasiswa Baru 2024 UHO Kendari Capai 8.517, Jurusan Peternakan Paling Sepi Peminat
Mereka menegaskan, akan mengambil alih dan membentuk aliansi mahasiswa tingkat jurusan bersatu jika tidak ada pergerakan dari lembaga eksekutif mahasiswa kampus.
Hal tersebut dilakukan agar lembaga yang dimaksud sadar gerakan besar di kampus UHO tidak ditentukan oleh BEM UHO.
"Kalau ketua BEM UHO tidak serius, maka gerakan kemahasiswaan akan diambil alih oleh Jafir Halim dan La Jaluwi untuk mengembalikan marwah mahasiswa UHO yang di kenal kritis," jelas dia dalam keterangan tertulis.
Dia berharap agar BEM UHO segera melakukan diskusi kepada seluruh kelembagaan terkait tragedi Sedarah yang sebentar lagi memasuki tahun ke lima.(*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.