Berita Sulawesi Tenggara
Mahasiswa UGM Bangun Infrastruktur hingga Produk UMKM saat KKN di 3 Desa di Konawe Selatan Sultra
Cara mahasiswa KKN Universitas Gajah Mada (UGM) mengabdi Desa Namu, Desa Batu Jaya, dan Desa Malaringi membangun deretan program.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Beginilah cara mahasiswa KKN Universitas Gajah Mada (UGM) mengabdi Desa Namu, Desa Batu Jaya, dan Desa Malaringi merupakan desa yang terletak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ketiga desa tersebut menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata atau KKN mahasiswa UGM.
Diketahui, Desa Namu, Desa Batu Jaya, dan Desa Malaringi ini memiliki keindahan alam yang mempesona.
Melihat potensi tersebut, Tim KKN UGM membuat program kerja di sektor infrastruktur, pariwisata, lingkungan, dan UMKM.
Koordinator Humas dan Publikasi, Nyimas Aliyah Prajnia Paramitha mengatakan, timnya telah menyelesaikan serangkaian program kerja di tiga desa tersebut.
Baca juga: Mahasiswa KKN USN Kolaka Bagi Tips Hindari dan Tidak Jadi Pelaku Bullying ke Siswa SDN 1 Pewutaa
"Masing-masing subtema yang telah dijalankan memiliki program unggulan yang telah dilaksanakan dengan baik," kata dia.
"Selain itu, program ini membawa dampak signifikan bagi masyarakat setempat," tambahnya.
Misalnya pembuatan ikon wisata Tanjung Santigi di Desa Namu dan spot foto di Desa Batu Jaya.
Menurutnya, dengan adanya ikon dan spot foto baru dapat menarik minat dan meningkatkan kunjungan wisatawan di desa tersebut.
"Bisa membuka peluang bagi masyarakat setempat juga untuk menjual produk kerajinan dan makanan ringan di area wisata," ucapnya.
Tak hanya itu, mereka bahkan membuat buku panduan wisata untuk Desa Namu dan video promosi bagi tiga desa di Kecamatan Laonti Konsel tersebut.
"Video ini dibuat untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya di ketiga desa tersebut secara lebih luas, terutama melalui platform digital," jelas Nyimas.
Kemudian, untuk sektor lingkungan tim KKN UGM melakukan penanaman mangrove dan menerapkan teknologi bioreeftek.
Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit) SG007, Muhammad Al Ghifari Fausta mengatakan, teknologi tersebut untuk memulihkan ekosistem laut yang rusak.
"Bioreeftek diturunkan ke dasar laut di Desa Namu, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.