Profil Hamzah Haz Tutup Usia, Mantan Jurnalis Jadi Wapres RI ke-9, Karier Pendidikan dan Politik
Berikut ini profil Hamzah Haz wakil presiden RI ke-9. Ia dikabarkan tutup usia pada Rabu (24/7/2024).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini profil Hamzah Haz wakil presiden RI ke-9.
Ia dikabarkan tutup usia pada Rabu (24/7/2024).
Sosok Hamzah Haz tak terlepas dalam perjalanan demokrasi bangsa Indonesia.
Sebelum mencapai pada puncak kariernya, Hamzah Haz menjajal berbagai bidang profesi.
Lantas seperti apa perjalanan Hamzah Haz ?
Simak dalam ulasan artikel ini dihimpun TribunnewsSultra.com :
Seperti diketahui, kabar duka menyelimuti Indonesia.
Baca juga: Profil Dali Wassink Suami Jennifer Coppen Viral Meninggal Diusia 22 Tahun, Latar Belakang Keluarga
Salah satu sosok ternama, Hamzah Haz orang nomor dua kala tahun 2001-2004 dikabarkan meninggal dunia.
Ia mengembuskan nafas terakhir saat dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
Kabar duka tersebut ramai terdengar sejak Rabu (24/7/2024).
Tentunya, hal ini menjadi duka mendalam bagi keluarga besar Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pasalnya, Hamzah Haz merupakan salah satu kader terbaik yang pernah menjadi Wakil Presiden ke-9 RI.
Hal tersebut juga dibenarkan, politikus PPP Syaifullah Tamliha saat dikonfirmasi.
"Ya. Di RSAPD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Saat ini sedang dibawa ke rumah duka, Jl. Tegalan, Mataraman, Jakarta Timur," kata dia.
Seruan Shalat Gaib untuk Kader PPP
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyerukan kepada semua kader untuk melaksanakan shalat gaib.
Selain itu juga menggelar doa tahlil untuk Wakil Presiden ke-9 RI sekaligus mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz yang meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024) hari ini.
Sekretaris Jenderal PPP Arwani Thomafi mengatakan, hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan perjuangan Hamzah Haz bagi PPP dan Indonesia.
"Kami mengintruksikan kepada kader PPP seluruh Indonesia untuk menggelar shalat gaib dan tahlil untuk almarhum Pak Hamzah Haz sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kami kepada almarhum. Semoga almarhum husnul khotimah,” kata Arwani dalam keterangannya, Rabu.
Arwani mengatakan, Hamzah Haz meninggalkan banyak warisan bagi PPP serta keteladanan yang baik bagi semua kader partai.
Ia mengungkapkan, PPP pun berduka atas wafatnya Hamzah Haz.
Baca juga: Profil Richardo Benito Ayah Jennifer Coppen Penyanyi Dangdut Terkenal di Banyuwangi, 3 Kali Menikah
“Almarhum merupakan ketua umum PPP dua periode (1998-2007), Wakil Presiden ke-9 RI (2001-2004). Sosok politisi yang profesional, mengayomi, dan menginspirasi semua kader,” ujar Arwani.
Menurut Arwani, Hamzah Haz merupakan sosok yang menjadi panutan kader-kader PPP dalam berpartai maupun mengisi jabatan publik.
“Pak Hamzah merupakan kombinasi politisi sekaligus sosok profesional. Beliau legenda bagi PPP,” ucap Arwani.
Profil Hamzah Haz
Hamzah Haz adalah wakil presiden ke-9 Indonesia yang menjabat selama kepemimpinan Megawati Soekarnoputri pada periode 2001-2004.
Dilansir dari laman Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940.
Ia merupakan putra dari pasangan Abdul Hadi Ahmad dan Zainab. Sejak masih remaja, Hamzah sudah aktif berorganisasi.
Ia menyelesaikan pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pontianak, Kalimantan Barat.
Setelah itu, Hamzah melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) dan lulus pada 1961.
Dilansir dari laman PPP, Hamzah kemudian melanjutkan pendidikan Akademi Koperasi di Kota Yogyakarta.
Di sana dia bergabung dengan Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar dan menjabat sebagai ketua organisasi pada periode 1962-1965.
Setelah menyelesaikan kuliahnya pada 1965, politisi PPP itu kembali ke Pontianak untuk melanjutkan pendidikan di Jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Tanjungpura, Hamzah juga aktif di organisasi, yaitu sebagai ketua PMII periode 1965-1971.
Ia juga tercatat aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) Konsulat Pontianak.
Sebelum melanjutkan kuliah di Yogyakarta, Hamzah Haz sempat menjadi wartawan surat kabar Bebas di Pontianak setelah lulus dari SMEA.
Namun, ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Pasca menyandang gelar sarjana, Hamzah sempat mengajar di kampusnya sejak 1968 hingga 1971.
Dilansir dari Kompaspedia, karier politiknya dimulai ketika Hamzah menjadi anggota DPRD I Kalbar mewakili Partai Nahdlatul Ulama (PNU) pada 1965–1970.
Saat itu, Hamzah berasal dari Nahdlatul Ulama (NU).
Setahun kemudian, Partai NU bergabung dengan 3 partai Islam lainnya membentuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Pada 1970-1982, Hamzah menjadi Wakil Ketua DPW NU Kalbar sekaligus Wakil Ketua MPW PPP Wilayah Kalbar.
Ia juga menjadi anggota MPP PPP dan Penasihat Pengurus NU Wilayah Kalbar pada 1982.
Politisi PPP ini juga pernah menjadi Ketua DPP PPP selama dua periode di masa kepemimpinan Ismail Hasan Metareum.
Bukan hanya itu, Hamzah Haz yang merupakan politisi Tanah Air tersebut diketahui pernah menekuni prosesi sebagai wartawan hingga menjabat sebagai menteri dalam waktu singkat yakni satu bulan.
Karier politik
Hamzah terus menanjak hingga dirinya dilantik menjadi Wakil Ketua DPW PPP Kalbar hingga 1982.
Hamzah Haz terpilih menjadi Anggota DPR RI selama beberapa periode.
Sebagai wakil rakyat di Senayan, Hamzah kerap dipercaya menjadi Ketua Fraksi PPP selama dua periode, yaitu 1992–1997 dan 1997–1998.
Perjalanannya di lembaga legislatif DPR/MPR berakhir seiring dengan pengangkatan dirinya ke dalam jajaran Kabinet Reformasi Pembangunan.
Puncak karier politik Hamzah Haz di PPP adalah ketika hasil Muktamar IV PPP pada 2 Desember 1998 menetapkan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PPP periode 1998–2003 menggantikan Ketua Umum PPP Ismail Hazan Metareum (1993–1998).
Lima tahun kemudian, Hamzah Haz terpilih kembali sebagai Ketua Umum PPP periode 2003–2008 berdasarkan hasil Muktamar V PPP.
Hamzah Haz jadi wapres ke-9 Indonesia
Karier Hamzah di pemerintahan diawali ketika Presiden BJ Habibie mengangkat Hamzah Haz sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 1998.
Namun, tak berselang lama, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai menteri untuk berkonsentrasi menjadi juru kampanye PPP yang dipimpinnya.
Pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR RI untuk periode 1999–2004.
Beberapa minggu menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI, Abdurrahman Wahid yang saat itu menjadi Presiden RI memintanya duduk di dalam Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Namun, pada 26 November 1999, Hamzah memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan menteri dengan alasan ingin berkonsentrasi pada urusan partainya yaitu PPP.
Puncak karier Hamzah di pemerintahan adalah ketika Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden ke-5 RI menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid.
Melalui pemilihan wakil presiden dalam rapat paripurna ke-5 Sidang Istimewa MPR yang dipimpin oleh Amien Rais pada 26 Juli 2001, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 RI. Hamzah meraih suara unggul dengan perolehan 238 dari 613 anggota MPR yang hadir.
Perolehan tersebut mengungguli empat saingannya, yaitu Akbar Tandjung (177 suara), Susilo Bambang Yudhoyono (122 suara), Agum Gumelar (41 suara), dan Siswono Yudo Husodo (31 suara).
Pemilihan wapres ke-9 Indonesia terus berlanjut ke putaran kedua dan ketiga di mana akhirnya Hamzah berhasil mengungguli Akbar Tandjung, dengan perolehan setengah dari total suara memilih Hamzah.
Duet Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz sebagai Presiden ke-5 RI dan Wakil Presiden ke-9 RI bertahan hingga akhir masa jabatan, yakni pada Oktober 2004.
Masih dari sumber yang sama, Hamzah Haz pernah dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa (DR HC) pada 21 Desember 1998. Gelar itu diberikan oleh The American World University, Amerika Serikat. (*)
Kompas.com dengan judul "Meninggal Dunia, Ini Profil Wakil Presiden Ke-9 RI Hamzah Haz",
(SerambiNews.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.