Jamaah Islamiyah Bubar
Alasan Jamaah Islamiyah Resmi Bubarkan Diri, Deklarasi Sentul Jadi Bukti, Diikut 119 Perwakilan
Kelompok Jamaah Islamiyah telah sepakat membubarkan diri, usai menggelar pertemuan, diputuskan dan deklarasi bersama tokoh-tokoh pada 30 Juli 2024
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kelompok Jamaah Islamiyah telah sepakat membubarkan diri, usai menggelar pertemuan.
Kemudian diputuskan dan deklarasi bersama tokoh-tokoh Jamaah Islamiyah 30 Juni 2024 di Hotel Lor In Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Deklarasi pembubaran Jamaah Islamiyah ini, ujung dari pertemuan kajian di Solo 29 Juni 2024 lalu.
Dilanjutkan hari berikutnya. Berlangsung di Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Jamaah Islamiyah di Bogor.
Pertemuan sekaligus deklarasi pembubaran dihadiri 119 perwakilan dari Jateng, Jabar, Bekasi, Banten, Medan, Sumbar, Lampung, NTB, Sulteng dan Sulsel.
Baca juga: Kelompok Jamaah Islamiyah Membubarkan Diri, Diungkap Tokoh Senior Ustaz Abu Fatih
Melalui tokoh senior kelompok Jamaah Islamiyah atau JI, Ustad Abu Fatih menyatakan pihaknya telah islah dengan aparat keamanan, pemerintah dan negara.
Ustad Abu Fatih alias Abdullah Anshori alias Ibnu Muhammad Thoyib meminta maaf atas ulah yang sempat kelompol tersebut lakukan.
"Akhirnya memilih jalan islah setelah melewati perjalanan panjang dialog dan memikirkan kembali apa yang dilakukan."
"Kami akhirnya terbuka terhadap pijakan-pijakan kami saat berjamaah,” kata Abdullah Anshori di hadapan tim Tribun, Rabu (17/7/2024).
Pernyataan tokoh tua secara khusus dan langsung di sebuah lokasi yang dikenal kerap jadi titik komunikasi kelompok ini di daerah Gonilan, Kartasura, Sukoharjo.
Baca juga: Rekaman CCTV Kelompok Remaja Bawa Busur di Kawasan ICP Unaaha, Polres Konawe Sultra Selidiki
Ustad Abu Fatih atau Abdullah Anshori didampingi tiga eks anggota Jamaah Islamiyah.
Pertama Sabarno alias Amali.
Pria ini dulu anggota tholiah, divisi Jamaah Islamiyah yang juga membidangi tandzim askari atau grup prajurit JI.
“Kami minta maaf sebesar-besarnya. Sekian banyak kasus-kasus yang menyulitkan negara, menyibukkan negara."
Seharusnya tidak kami lakukan, tetapi dengan ilmu dan kesadaran ini, alhamdulillah."
"Khususnya kepada bangsa Indonesia, kami minta maaf sebesar-besarnya,” kata Abu Fatih.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.