Penderitaan Warga Gaza Gegara Serangan Israel, Beli dan Minum Air Kotor hingga Krisis Kelaparan

Penderitaan warga Gaza semakin hari semakin sulit untuk dilewati. Sehari-hari mereka berjibaku dengan berbagai serangan yang dilakukan militer Israel.

AFP/Tribunnews.com
KOLASE- (Bukan pada waktu terkini) Penderitaan warga Gaza semakin hari semakin sulit untuk dilewati. Sehari-hari mereka berjibaku dengan berbagai serangan yang dilakukan militer Israel. Sampai kebutuhan pokok dan dasar tak mampu lagi mereka penuhi. Salah satunya adalah ketersediaan air bersih yang sudah tidak ada. 

Mereka mengonsumsi air kotor gegara fasilitas pengolahan air limbah Gaza dihancurkan.

Bahkan pabrik desalinasi air, stasiun pemompaan limbah, sumur, dan waduk juga dihabisi oleh Israel.

Adel Dalloul, seorang pemuda berusia 21 tahun yang tinggal di tenda dekat kamp pengungsi Nuseirat, mengatakan ia mengetahui air yang dibawanya dari seorang penjual terkontaminasi, setelah meminumnya.

“Kami menemukan cacing di dalam air. Saya telah meminumnya,” ujarnya, Kamis (27/6/2024), dikutip dari Al Jazeera.

“Warnanya asin, tercemar, dan penuh kuman."

“Saya mengalami masalah pencernaan dan diare, dan perut saya sakit sampai saat ini,” papar Adel Dalloul.

Gaza Berada pada Risiko Tinggi Kelaparan

Sementara itu, masuknya bantuan tampaknya telah meredakan krisis kelaparan di Gaza utara untuk saat ini, seperti diberitakan AP News.

Namun, seluruh wilayah tersebut masih berada dalam 'risiko tinggi' kelaparan, setelah serangan Israel di Rafah menyebabkan pengungsian dan gangguan bantuan operasi di selatan.

Laporan yang dikeluarkan oleh otoritas internasional terkemuka mengenai parahnya krisis kelaparan mengatakan hampir semua orang di Gaza berjuang untuk mendapatkan makanan yang cukup.

Baca juga: Video Viral Pengungsi Anak-anak di Gaza Antre Ambil Sup Wortel dan Ubi Jalar saat Buka Puasa Ramadan

Lebih dari 495.000 orang, atau lebih dari seperlima populasi 2,3 juta jiwa, diperkirakan akan mengalami krisis kelaparan tertinggi dalam beberapa bulan mendatang.

Israel memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah tersebut pada awal perang dan secara bertahap meredakannya di bawah tekanan Washington.

Perang telah menghancurkan sebagian besar kapasitas Gaza untuk memproduksi makanannya sendiri.

Dalam laporan terakhirnya, pada bulan Maret, IPC mengatakan bahwa kelaparan “akan segera terjadi” di Gaza utara, yang telah mengalami kehancuran luas dan telah dikepung, dan diisolasi oleh pasukan Israel sejak awal invasi darat.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa sekitar sepertiga penduduk Gaza mengalami kelaparan tahap 5 – tingkat kelaparan tertinggi.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved